Rabu, 01 Agustus 2018

laporan urin


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita akan  menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
Pada praktikum ini kita menggunakan probandus manusia, untuk diambil urinnya. Tetapi sebelum itu probandus terlebih dahulu diberikan obat paracetamol.
Pada praktikum ini kita akan membandingkan urin dengan interval yang berbeda, dengan menggunakan satu probandus manusia yang sebelumnya telah mengkomsusi obat paracetamol terlebih dahulu.
  Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil.

B. Maksud Percobaan
Maksud pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui kandungan dari urin setelah mengkomsumsi paracetamol.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk menentukan kandungan dari urin setelah mengkomsumsi paracetamol.
D. Prinsip Percobaan
Prinsip pada praktikum interaksi obat yaitu penentuan parameter farmakokinetik pada obat paracetamol secara oral pada manusia,  kemudian diambil urinnya.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Urine atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Ningsih, 2012).
Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan) (Budiyanto, 2013) :
a. Filtrasi
Pada filtrasi terjadi proses sebagai berikut. Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga memudahkan proses penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya (Budiyanto, 2013).
b. reabsorpsi
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan lainnya berlangsung secara transpor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi di dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle, khususnya ion natrium. Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer (Budiyanto, 2013).
c. Augmentasi
Pada augmentasi, terjadi proses sebagai berikut. Urine sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di dalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam (Budiyanto, 2013).
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).
B. Uraian Bahan dan Obat
1. Paracetamol (Depkes RI 1979, hal 37)
Nama Resmi
Nama Lain
Berat Molekul
Pemerian

Rumus Molekul
Kelarutan



Penyimpanan
Khasiat
Indikasi

Kontra indikasi
Farmakologi

Efek samping


Mekanisme aksi
:
:
:
:

:
:



:
:
:

:
:

:


:



ACETAMINOPHENUM
Asetaminofen, paracetamol
151,16
Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau: rasa pahit
C8H9NO2
Larut dalam 27 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P, dalam 13 bagian bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol
Dalam wadah tertutup baik
Analgetikum, antipiretikum
Nyeri ringan sampai dengan sedang dan demam
Hipersensivitas
Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik
Efek samping dalam dosis jarang; kecuali kulit, kelainan darah, pangkreatitis akut
Bekerja langsung pada system pengaturan panas dihipotalamus dengan menghambat sintesa prostaglandin disistem saraf pusat



















BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu pot,
b. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu urin dan paracetamol.
B. Prosedur Kerja
a. Cara kerja
1.    Pertama-tama probandus meminum obat paracetamol terlebih dahulu.
2.    Setelah probandus puasa selama beberapa jam,
3.    Setelah pagi hari probandus buang air kecil dengan interfal 15 menit.
4.    Urine dimasukkan ke dalam pot.
5.    Hitung nilai absorbansinya.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
t (jam)
Du
1
35
2
80
3
175
4
220
5
160
6
70












B. Pembahasan
Urine adalah cairan yang dikeluarkan oleh  tubuh sebagai sisa metabolisme tubuh yang sudah tidak berguna bagi tubuh. Adapun kandungan yang terdapat pada urine normal yaitu air 96%, bahan padat 4% yang berasal dari  limbah hasil metabolisme protein, kreatinin, bahan purin urat. garam, pigmen, dan ammonia.
Adapun  bahan-bahan yang terdapat dalam urine pada keadaan memiliki  penyakit tertentu yaitu albumin yang  terdapat pada urine jika tubuh mengidap penyakit ginjal atau penyakit jantung. Darah yang terdapat pada urine jika ada luka pada saluran atau sistem urinaria. Glukosa yang  terdapat pada urine jika tubuh mengidap penyakit diabetes ( kencing manis ).  Aseton dan asam diasetat yang  terdapat pada urine jika tubuh mengidap diabetes mellitus dan menderita kelaparan. Pigmen empedu yang  terdapat pada urine jika tubuh mengidap penyakit jaundice.
Pada praktikum ini probandus terlebih dahulu meminum obat paracetamol dan setelah itu puasa selama beberapa jam. Kemudian urin di ambil pada saat pagi dan setelah itu urin diambil dengan interfal waktu 15 menit.
Adapun nilai  yang diperoleh berdasarkan hasil farmakokinetiknya yaitu nilai Ke adalah  0,561 jam-1, nilai t1/2 adalah 1,235 jam dan nilai klirens yang diperoleh yaitu 0,173 L/jam.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu nilai Ke adalah  0,561 jam-1, nilai t1/2 adalah 1,235 jam dan nilai klirens yang diperoleh yaitu 0,173 L/jam.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu agar perlengkapan pada saat praktikum tersedia pada saat melakukan praktikum.













DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal. Tersedia di:  http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-ginjal/ [Akses tanggal 22 februari 2016.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI . Jakarta.
Malole. 1989. Penanganan Hewan – Hewan Percobaan di laboratorium. Institusi Pertanian Bogor : Bogor
Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan Urin. Tersedia di: http://sutiningsih2/2012/12
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.





























LAMPIRAN
Skema Kerja
Skema kerja urin
Pertama-tama probandus meminum obat paracetamol
 terlebih dahulu.

Setelah probandus puasa selama beberapa jam,

Setelah pagi hari probandus buang air kecil dengan
 interfal 15 menit.

Urine dimasukkan ke dalam pot.

Hitung nilai absorbansinya









Perhitungan parameter farmakokinetik
t (jam)
Du
Du kumulatif
Duɤ-Du kumulatif
Log
1
35
35
705
2,848
2
80
115
625
2,795
3
175
290
450
2,653
4
220
510
230
2,361
5
160
670
70
1,845
6
70
740
0
ɤ

a          =  3,232
b          =  -0,244
r           =  -0,935777656
Ke       = -b x 2,3
            = -(-0,244) x 2,3
            = 0,561 jam-1
t ½       =
            =
            = 1,235 jam
Cl        =
            =
            = 0,173 L/jam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar