BAB 1 PENDAHULUAN
1.1LATAR
BELAKANG
Anion adalah ion yang bermuatan negatif yang
menangkap atau menerima satu elektron atau lebih. Di dalam menganalisa anion
memiliki analisa pendahuluan yang biasanya di sebut dengan analisa kering dan
analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis(warna, bau dan
rasa) dan pemanasan analisa basah yaitu analisa yang melarutkan zat-zat dengan
larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi
pengendapan filtrasi atau penyaringan dan pencucian endapan.Di dalam
menganalisa suatu anion, anion juga akan saling menguji dan saling mengganggu
misalnya pada CO32 , SO32 dan NO3 dan lain-lain.
Di dalam menganalisa anion terlebih dahulu
kita harus membentuk suatu senyawa yang
mudah larut dalam air sehingga apabila zat yang akan di analisa berupa zat yang
tidak mudah larut, maka akan di buat ekstrak soda.Anion di kelompokkan dalam
tiga golongan yaitu golongan l, golongan ll dan golongan lll.
Identifikasi anion dalam suatu sampel di
gunakan untuk mendeteksi logam berat yang mungkin membahayakan tubuh
manusia.Reaksi identifikasi adalah cara untuk mengenal atau menunjukkan
ion-ion, baik kation maupun anion dalam
larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi terbatas.
Reaksi identifikasi merupakan cara
tradisional dalam menyajikan bahan dan memudahkan dalam mempelajari
reaksi-reaksi, karena ion-ion dalam sifat
yang analog, hal ini di bahas bersama dengan satu golongan yang di pakai
untuk klasifikasi golongan.
Dua langkah uama di dalam menganalisis suatu
ion adalah dengan identifikasi dan estimisi komponen suatu
senyawa.Langkah-langkah dalam mengidentifikasi di kenal sebagai analisis
kualitatif sedangkan langkah-langkah estimasinya adalah analisa kuantitatif. Di
dalam analisis kuantitatif terdapat dua aspek penting yaitu identifikasi dan
pemisahan, aspek ini di dasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan
senyawa kompleks oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Analisi
kualitatif anion di gunakan untuk melakukan uji spesifik.Uji spesifik di
lakukan dengan penambahan endapan warna yang merupakan karakteristik untuk
ion-ion tertentu.
Ion-ion dapat di identifikasi berdasarkan
sifat fisika dan kimianya. Sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi,
spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat
konsentrasi yang rendah. Sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti
reaksi asam basa, redoks , kompleks dan pengendapan.
1.2MAKSUD
PRAKTIKUM
Mengetahui berbagai cara untuk menentukan
golongan.Mengidentifikasi anion dan beberapa sampel.
1.3 TUJUAN
PERCOBAAN
Untuk mengetahui dan memahami penentuan
golongan anion berdasarkan reaksi AgNO3 dan Ba(NO3)2, serta
pengedentifikasiannya berdasarkan pereaksi spesifiknya masing-masing.
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1TEORI
UMUM
Anion adalah atom negatif bila kelebihan
elektron. Anion atau ion negatif terletak pada golongan utama dan tergantung
pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam kalsium, garam
barium, ataupun garam zink nya.(Shevla G.1985).
Dalam kimia analisis kuantitatif di kenal
suatu cara untuk menentukan ion(kation atau anion) tertentu dengan menggunakan
pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang
memberikan reaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation atau
anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini mungkin terlihat
adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan,
terjadi perubahan warna, bau dan timbulnya gas(Shevla G.1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana di
kenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk
anion golongan lll adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah
bata(Ismail Besari.2010).
Dalam suatu anion, istilah yang perlu di
pakai adalah gugus lain yang terikat pada ion logam, yang di kelompokkan
sebagai berikut(Ismail Besari.2010)
1. Anion
sederhana seperti O2, F2, CN
2. Anion
okso diskret seperti NO3 dan SO4
3. Anion
polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi.
Anion kompleks halida seperti anion kompleks
berbasa banyak seperti oksalat misalnya
(CO(C2O4)3) dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari. 2010).
Kimia analisis dapat di bagi dalam dua bidang
yaitu analisis kualiatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
tentang identifikasi zat-zat. Sedangkan analisis kuantitatitif berurusan dengan
penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada di dalam sampel (A.L.
Underwood.2013).
Untuk memudahkan dalam menganalisa anion,
terlebih dahulu senyawa di bentuk sehingga mudah larut di dalam air. Umumnya garam-garam
natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sehingga sukar
larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan di analisa berupa zat yang sukar larut atau memberi
endapan dengan Na2CO3, maka terlebih dahulu di buat ekstrak soda, kemudian di
pisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim.2011).
Metode dalam mendeteksi anion tidaklah
sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Pemisahan anion ke
dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium,
garam barium dan garam zink ini hanya boleh di anggap berguna untuk memberi
identifikasi dari keterbatasan metode ini. Proses yang di pakai yaitu
(Schank,G,H.2012):
a. Proses
yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang di peroleh
pada pengolahan dengan asam, di bagi dalam sub kelas yaitu:
1) Gas-gas
yang di lepaskan dengan asam klorida atau asam sulfat encer.
2) Gas
atau uap yang di lepaskan dengan asam sulfat panas.
b. Proses
yang berganung pada reaksi-reaksi dalam larutan di bagi dalam :
1) Reakasi
pengendapan.
2) Oksidasi
reduksi dalam larutan.
Apabila bahan padat untuk
analisa kation harus di larutkan (dalam air atau HCL) maka untuk penentuan
anionnya, bahan tidak perlu di larutkan terlebih dahulu. Penentuan anion tidak
berlaku untuk dua bagian. Untuk penentuan ini CO3 dan HCO3, dan untuk penentuan
anion-anion yang lain(Schank,G,H:2012).
Untuk penentuan anion-anion
yang lain, bahan di beri larutan Na2CO3 lalu di masak. Bila terjadi endapan,
campuran ini di gunakan bila terbentuk
endapan , di saring dan di cuci filtrat yang di gunakan. Untuk setiap anion di
ambil sebagian dari cairan tersebut dan di lakukan reaksi yang membedakan anion
yang sedang di cuci dari anion yang lain (Schank,G,H:2012).
Senyawa ion dalam pelarut
akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu,
dengan mudah kita dapat membedakan antara senyawa ion dan senyawa kovalen.
Adanya penguraian dalam larutan dapat di amati apabila di berikan pereaksi yang
khas untuk ion-ion yang di dugan hasil reaksi (Retnowati:2013).
Anion dapat berfungsi
sebagai ligan apabila memiliki minimal satu pasang ion pusat yang di sebut
bilangan koordinasi. Ikatan kovalen koordinat. Pada ikatan ini logam sebagai
pasangan elektron. Ion kompleks di tinjau dari jenis ligan yang di ikat dapat
di golongkan menjadi dua yaitu kaion kompleks dan anion kompleks (Yamin:2010).
2.2 PROSEDUR
KERJA
a) Pemeriksaan
Organoleptis
Lihat bentuk sampel, warna , bau, sifat
hidroskopis, tunggal atau campuran serta kelarutan dalam air.
b) Uji
pereaksi golongan
1. Siapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Ambil
sampel HR 15 kemudian larutkan dalam tabung reaksi
3. Pipet sampel HR 15 kedalam tabung reaksi dan
tambahkan AgNO3
4. Tambahkan
HNO3 ke dalam.
5. Catat
perubahan yang terjadi.
6. Pipet
sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan Ba(NO3)2
7. Tambahkan
HNO3 ke dalam
8. Catat
perubahan yang terjadi.
c) Uji
pereaksi spesifik
1. Siapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Pipet
sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan HCL.
3. Catat
perubahan yang terjadi.
4. Pipet
sampel HR 15 kedalam tabung reaksi dan tambahkan AgNO3.
5. Ctat
perubahan yang terjadi.
6. Pipet
sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan Pb(NO3)2.
7. Catat
perubahanyang terjadi.
BAB 3 METODE KERJA
3.1 ALAT
PRAKTIKUM
Alat yang di gunakan dalam praktikum anion
yaitu pipet tetes, tabung reaksi , rak tabung reaksi dan sendok spatula.
3.2 BAHAN
PRAKTIKUM
Bahan
yang di gunakan dalam praktikum anion yaitu tissue, sampel uji(HR 15), kertas
label, HNO3,AgNO3, NH4OH, Pb(NO3)2, H2SO4 dan CuSO4.
3.3 CARA
KERJA
Sampel yang di gunakan pada praktikum anion
yaitumsampel HR 15 yang memiliki warna kuning, bentuk hablur. Pada saat
melakukan uji golongan pada sampel, sampel di tambahkan dengan AgNO3 dengan
HNO3 dan mengalami pengendapan yang berwarna kuning dan tidak larut.Jadi sampel
HR 15 termasuk ke dalam golongan l. Setelah itu melakukan uji spesifik dengan
menambahn AgNO4 +NH4OH dan tidak mengalami perubahan warna .Setelah itu di
tambahkan dengan Pb(NO3)2 dan di panaskan larutan tetap berwarna kuning, lalu
di tambahkan dengan H2SO4 dan terbentuk larutan berwarna ungu.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
a.Uji Organoleptik
Sampel
|
Warna
|
Bentuk
|
Kelarutan
|
HR 15
|
Kuning
|
Hablur
|
larut
|
Sampel
|
AgNO3
+ HNO3
|
Golongan
|
HR
15
|
Kuning
tidak larut
|
l
|
b.Uji selektif
c.Uji spesifik
Sampel
|
Pereaksi
|
Golongan l (r)
|
HR 15
|
AgNO3+NH4OH
|
Kuning tetap
|
HR 15
|
Pb(no3)2
|
Kuning
|
HR 15
|
FeCL3
|
Larutan coklat
|
HR 15
|
H2SO4
|
Uap ungu
|
4.2 PEMBAHASAN
Anion adalah atom yang bermuatan negatif dan
menangkap atau menerima satu elektron atau lebih.Dalam menganalisa anion hal
yang pertama di lakukan adalah melakukan uji pendahuluan untuk memiliki
gambaran apakah dalam suatu sampel memiliki sifat anion.Selanjutnya akan di
lakukan uji golongan spesifik dan selektif.Pemisahan secara fisik dari suatu
senyawa anion sebenarnya tidak terlalu penting.Karena uji golongan anion hanya
peka terhadap beberapa golongan anion tertentu dan tidak peka pada golongan
anion lainnya.Hanya apabila terjadi interferensi atau gangguan alam dalam
menganalisa anion dengan anion lainnya,maka di perlukan langkah awal dalam
pemisahan.
Berdasarkan
tabel pengamatan pada sampel A setelah penambahan AgNO3 maka terbentuk endapan
.Hal tersebut terjadi karena di dalam sampel di duga terdapat sifat anion dan
konsentrasi AgNO3 yang di gunakan sehingga mampu mengendap. Sehingga
berdasarkan teori teori, endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan ke larutan satu endapan, dan menurut definisi
konsentrasi molar sama dengan larutan jenuhnya.
Kelarutan
tergantung dalam berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.Terlihat jelas
bahwa konsentrasi pelarut sangat berpengaruh dalam proses pengendapan,
konsentrasi reaksi yang kurang jenuh dalam suatu larutan, hal ini berarti bahwa
nilai dari kspnya lebih besar dari nilai hasil kali kelarutannya.Hasil kali
kelarutan secara umum dapat di gambarkan dengan Qc dan cara menghitungnya sama
dengan ksp yaitu merupakan hasil kali konsentrasi pada keadaan yang masih belum
bisa di pastikan apakah larutan tersebut belum jenuh, tepat jenuh atau lewat
jenuh(terbentuk endapan) sedangkan ksp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion
yang terurai dalam suatu garam sukar larut pada keadaan maksimum(tepat jenuh).
Apabila
tidak terbentuk endapan maka secara otomatis tidak bisa melakukan uji kromat,
sulfat dan ferisianida. Berdasarkan percobaan yang sudah di lakukan anion yang
positif pada sampel A terbentuk endapan kuning. Pada sampel B terbentuk endapan
kuning , pada sampel C terbentuk larutan yang bewarna coklat dan pada sampel D
terbentuk uap yang berwarna ungu.
Adapun
faktor kesalahan dalam praktikum anion yaitu tidak menguji sampel satu persatu
atau tidak menguji sampel satu tabung reaksi satu pereaksi yang di tambahkan.
Dalam
bidang farmasi analisis anion di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
obatatau sebagai bahan baku tetapi tidak banyak di gunakan. Namun kebanyakan di
gunakan sebagai bahan obat, bahan baku, bahan bantu, dan sediaan obat.
Identifikasi ini biasa di gunakan untuk identifikasi senyawa logam dalam berat
yang dapat membahayakan tubuh.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dalam
praktikum anion dapatdi simpulkan bahwa anion merupakan golongan r.Berdasarkan
pada hasil percobaan pada sampel HR 15 maka dapat di tentukan bahwa pereaksi
termasuk golongan l.
5.2 SARAN
Seorang
praktikan harus teliti dalam melakukan pengujian anion sehingga tidak
terjadikesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2010. Penuntun
Praktikum Kimia Analisis.Universitas muslim.
Indonesia
Besari ,Ismail, dkk. 2010
.Kimia Organik Untuk Universitas,Edisi l.Armico
Bandung.Bandung
L. Underwood,A. 2013. Analisis kimia kualitatif,edisi
lv.Penerbit Erlangga.
Jakarta
Schank, G,H.2012 .Qualitative a nalysis and ionik equilibrum,
Edisi v. P.T
Kalman media
pustaka.Jakarta
LAMPIRAN
A.SKEMA KERJA
a.
Uji Organoleptik
Siapkan
sampel(HR 15) yang di gunakan
Amati bentuk
sampel, warna, dan bentuk
Catat
perubahan yang terjadi
b.Uji
Selektif
Disiapkan
alat dan bahan
Dimasukkan
sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi tambahkan
AgNO3+HNO3
atau Ba(NO3)2 untuk menetukan golongan sebanyak
Tiga tetes
Dilihat
perubahan dan cocokkan perubahan warna pada tabel
Ditentukan
golongannya, lanjutkan pada pengamatan uji spesifik
c.Uji Spesifik
Di lanjutkan
larutan pada uji selektif dengan menambahkan H2SO4
Sebanyak tiga tetes, catat perubahan warna
Di tambahkan
pereaksi AgNO3 sebanyak 3 tetes catat perubahan
Warna
Di tambahkan
pereaksi CaCL2 sebanyak 3 tetes, catat perubahan
Warna
Di tambahkan
pereaksi amonium molibdat sebanyak 3 tetes,
Catat perubahan warna
Di lihat
hasil pengamatan pada tabel untuk melihat unsur yang
Terkandung
pada sampel HR 15
GAMBAR
AgNO3 +NH4OH
AgNO3+
HNO3
CuSO
FeCL3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar