Rabu, 01 Agustus 2018

laporan anion


                                                BAB 1 PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Anion adalah ion yang bermuatan negatif yang menangkap atau menerima satu elektron atau lebih. Di dalam menganalisa anion memiliki analisa pendahuluan yang biasanya di sebut dengan analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis(warna, bau dan rasa) dan pemanasan analisa basah yaitu analisa yang melarutkan zat-zat dengan larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan filtrasi atau penyaringan dan pencucian endapan.Di dalam menganalisa suatu anion, anion juga akan saling menguji dan saling mengganggu misalnya pada CO32 , SO32 dan NO3 dan lain-lain.
Di dalam menganalisa anion terlebih dahulu kita  harus membentuk suatu senyawa yang mudah larut dalam air sehingga apabila zat yang akan di analisa berupa zat yang tidak mudah larut, maka akan di buat ekstrak soda.Anion di kelompokkan dalam tiga golongan yaitu golongan l, golongan ll dan golongan lll.
Identifikasi anion dalam suatu sampel di gunakan untuk mendeteksi logam berat yang mungkin membahayakan tubuh manusia.Reaksi identifikasi adalah cara untuk mengenal atau menunjukkan ion-ion, baik kation maupun anion  dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi terbatas.
Reaksi identifikasi merupakan cara tradisional dalam menyajikan bahan dan memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi, karena ion-ion dalam sifat  yang analog, hal ini di bahas bersama dengan satu golongan yang di pakai untuk klasifikasi golongan.
Dua langkah uama di dalam menganalisis suatu ion adalah dengan identifikasi dan estimisi komponen suatu senyawa.Langkah-langkah dalam mengidentifikasi di kenal sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah-langkah estimasinya adalah analisa kuantitatif. Di dalam analisis kuantitatif terdapat dua aspek penting yaitu identifikasi dan pemisahan, aspek ini di dasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Analisi kualitatif anion di gunakan untuk melakukan uji spesifik.Uji spesifik di lakukan dengan penambahan endapan warna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion tertentu.
Ion-ion dapat di identifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa, redoks , kompleks dan pengendapan.
1.2MAKSUD PRAKTIKUM
Mengetahui berbagai cara untuk menentukan golongan.Mengidentifikasi anion dan beberapa sampel.
1.3 TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui dan memahami penentuan golongan anion berdasarkan reaksi AgNO3 dan Ba(NO3)2, serta pengedentifikasiannya berdasarkan pereaksi spesifiknya masing-masing.






BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1TEORI UMUM
Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron. Anion atau ion negatif terletak pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zink nya.(Shevla G.1985).
Dalam kimia analisis kuantitatif di kenal suatu cara untuk menentukan ion(kation atau anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation atau anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini mungkin terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadi perubahan warna, bau dan timbulnya gas(Shevla G.1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana di kenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan lll adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata(Ismail Besari.2010).
Dalam suatu anion, istilah yang perlu di pakai adalah gugus lain yang terikat pada ion logam, yang di kelompokkan sebagai berikut(Ismail Besari.2010)
1.    Anion sederhana seperti O2, F2, CN
2.    Anion okso diskret seperti NO3 dan SO4
3.    Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi.
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak  seperti oksalat misalnya (CO(C2O4)3) dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari. 2010).
Kimia analisis dapat di bagi dalam dua bidang yaitu analisis kualiatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Sedangkan analisis kuantitatitif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada di dalam sampel (A.L. Underwood.2013).
Untuk memudahkan dalam menganalisa anion, terlebih dahulu senyawa di bentuk sehingga mudah larut di dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sehingga sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan di analisa  berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka terlebih dahulu di buat ekstrak soda, kemudian di pisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim.2011).
Metode dalam mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Pemisahan anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium dan garam zink ini hanya boleh di anggap berguna untuk memberi identifikasi dari keterbatasan metode ini. Proses yang di pakai yaitu (Schank,G,H.2012):
a.    Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang di peroleh pada pengolahan dengan asam, di bagi dalam sub kelas yaitu:
1)    Gas-gas yang di lepaskan dengan asam klorida atau asam sulfat encer.
2)    Gas atau uap yang di lepaskan dengan asam sulfat panas.
b.    Proses yang berganung pada reaksi-reaksi dalam larutan di bagi dalam :
1)    Reakasi pengendapan.
2)    Oksidasi reduksi dalam larutan.
Apabila bahan padat untuk analisa kation harus di larutkan (dalam air atau HCL) maka untuk penentuan anionnya, bahan tidak perlu di larutkan terlebih dahulu. Penentuan anion tidak berlaku untuk dua bagian. Untuk penentuan ini CO3 dan HCO3, dan untuk penentuan anion-anion yang lain(Schank,G,H:2012).
Untuk penentuan anion-anion yang lain, bahan di beri larutan Na2CO3 lalu di masak. Bila terjadi endapan, campuran ini di gunakan  bila terbentuk endapan , di saring dan di cuci filtrat yang di gunakan. Untuk setiap anion di ambil sebagian dari cairan tersebut dan di lakukan reaksi yang membedakan anion yang sedang di cuci dari anion yang lain (Schank,G,H:2012).
Senyawa ion dalam pelarut akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu, dengan mudah kita dapat membedakan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Adanya penguraian dalam larutan dapat di amati apabila di berikan pereaksi yang khas untuk ion-ion yang di dugan hasil reaksi (Retnowati:2013).
Anion dapat berfungsi sebagai ligan apabila memiliki minimal satu pasang ion pusat yang di sebut bilangan koordinasi. Ikatan kovalen koordinat. Pada ikatan ini logam sebagai pasangan elektron. Ion kompleks di tinjau dari jenis ligan yang di ikat dapat di golongkan menjadi dua yaitu kaion kompleks dan anion kompleks (Yamin:2010).
2.2 PROSEDUR KERJA
a)    Pemeriksaan Organoleptis
Lihat bentuk sampel, warna , bau, sifat hidroskopis, tunggal atau campuran serta kelarutan dalam air.
b)    Uji pereaksi golongan
1.    Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2.    Ambil sampel HR 15 kemudian larutkan dalam tabung reaksi
3.     Pipet sampel HR 15 kedalam tabung reaksi dan tambahkan AgNO3
4.    Tambahkan HNO3 ke dalam.
5.    Catat perubahan yang terjadi.
6.    Pipet sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan Ba(NO3)2
7.    Tambahkan HNO3 ke dalam
8.    Catat perubahan yang terjadi.
c)    Uji pereaksi spesifik
1.    Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2.    Pipet sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan HCL.
3.    Catat perubahan yang terjadi.
4.    Pipet sampel HR 15 kedalam tabung reaksi dan tambahkan AgNO3.
5.    Ctat perubahan yang terjadi.
6.    Pipet sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan Pb(NO3)2.
7.    Catat perubahanyang terjadi.













BAB 3 METODE KERJA
3.1 ALAT PRAKTIKUM
Alat yang di gunakan dalam praktikum anion yaitu pipet tetes, tabung reaksi , rak tabung reaksi dan sendok spatula.
3.2 BAHAN PRAKTIKUM
            Bahan yang di gunakan dalam praktikum anion yaitu tissue, sampel uji(HR 15), kertas label, HNO3,AgNO3, NH4OH, Pb(NO3)2, H2SO4 dan CuSO4.
3.3 CARA KERJA
Sampel yang di gunakan pada praktikum anion yaitumsampel HR 15 yang memiliki warna kuning, bentuk hablur. Pada saat melakukan uji golongan pada sampel, sampel di tambahkan dengan AgNO3 dengan HNO3 dan mengalami pengendapan yang berwarna kuning dan tidak larut.Jadi sampel HR 15 termasuk ke dalam golongan l. Setelah itu melakukan uji spesifik dengan menambahn AgNO4 +NH4OH dan tidak mengalami perubahan warna .Setelah itu di tambahkan dengan Pb(NO3)2 dan di panaskan larutan tetap berwarna kuning, lalu di tambahkan dengan H2SO4 dan terbentuk larutan berwarna ungu.







BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
    a.Uji Organoleptik
Sampel
Warna
Bentuk
Kelarutan
HR 15
Kuning
Hablur
larut

Sampel
AgNO3 + HNO3
Golongan
HR 15
Kuning tidak larut
l
     b.Uji selektif



     c.Uji spesifik
Sampel
Pereaksi
Golongan l (r)
HR 15
AgNO3+NH4OH
Kuning tetap
HR 15
Pb(no3)2
Kuning
HR 15
FeCL3
Larutan coklat
HR 15
H2SO4
Uap ungu

4.2 PEMBAHASAN
Anion adalah atom yang bermuatan negatif dan menangkap atau menerima satu elektron atau lebih.Dalam menganalisa anion hal yang pertama di lakukan adalah melakukan uji pendahuluan untuk memiliki gambaran apakah dalam suatu sampel memiliki sifat anion.Selanjutnya akan di lakukan uji golongan spesifik dan selektif.Pemisahan secara fisik dari suatu senyawa anion sebenarnya tidak terlalu penting.Karena uji golongan anion hanya peka terhadap beberapa golongan anion tertentu dan tidak peka pada golongan anion lainnya.Hanya apabila terjadi interferensi atau gangguan alam dalam menganalisa anion dengan anion lainnya,maka di perlukan langkah awal dalam pemisahan.
          Berdasarkan tabel pengamatan pada sampel A setelah penambahan AgNO3 maka terbentuk endapan .Hal tersebut terjadi karena di dalam sampel di duga terdapat sifat anion dan konsentrasi AgNO3 yang di gunakan sehingga mampu mengendap. Sehingga berdasarkan teori teori, endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan ke larutan satu endapan, dan menurut definisi konsentrasi molar sama dengan larutan jenuhnya.
Kelarutan tergantung dalam berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.Terlihat jelas bahwa konsentrasi pelarut sangat berpengaruh dalam proses pengendapan, konsentrasi reaksi yang kurang jenuh dalam suatu larutan, hal ini berarti bahwa nilai dari kspnya lebih besar dari nilai hasil kali kelarutannya.Hasil kali kelarutan secara umum dapat di gambarkan dengan Qc dan cara menghitungnya sama dengan ksp yaitu merupakan hasil kali konsentrasi pada keadaan yang masih belum bisa di pastikan apakah larutan tersebut belum jenuh, tepat jenuh atau lewat jenuh(terbentuk endapan) sedangkan ksp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion yang terurai dalam suatu garam sukar larut pada keadaan maksimum(tepat jenuh).
Apabila tidak terbentuk endapan maka secara otomatis tidak bisa melakukan uji kromat, sulfat dan ferisianida. Berdasarkan percobaan yang sudah di lakukan anion yang positif pada sampel A terbentuk endapan kuning. Pada sampel B terbentuk endapan kuning , pada sampel C terbentuk larutan yang bewarna coklat dan pada sampel D terbentuk uap yang berwarna ungu.
Adapun faktor kesalahan dalam praktikum anion yaitu tidak menguji sampel satu persatu atau tidak menguji sampel satu tabung reaksi satu pereaksi yang di tambahkan.
Dalam bidang farmasi analisis anion di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan obatatau sebagai bahan baku tetapi tidak banyak di gunakan. Namun kebanyakan di gunakan sebagai bahan obat, bahan baku, bahan bantu, dan sediaan obat. Identifikasi ini biasa di gunakan untuk identifikasi senyawa logam dalam berat yang dapat membahayakan tubuh.



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dalam praktikum anion dapatdi simpulkan bahwa anion merupakan golongan r.Berdasarkan pada hasil percobaan pada sampel HR 15 maka dapat di tentukan bahwa pereaksi termasuk golongan l.
5.2 SARAN
Seorang praktikan harus teliti dalam melakukan pengujian anion sehingga tidak terjadikesalahan.
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim  .2010.   Penuntun   Praktikum  Kimia Analisis.Universitas muslim.
                        Indonesia

Besari  ,Ismail,  dkk.  2010 .Kimia Organik Untuk Universitas,Edisi l.Armico
                        Bandung.Bandung
L.  Underwood,A.  2013. Analisis kimia kualitatif,edisi lv.Penerbit Erlangga.
                        Jakarta

Schank,  G,H.2012  .Qualitative a nalysis and ionik equilibrum, Edisi v. P.T
                        Kalman media pustaka.Jakarta
















LAMPIRAN
A.SKEMA KERJA
    a. Uji Organoleptik
Siapkan sampel(HR 15) yang di gunakan
                                               

Amati bentuk sampel, warna, dan bentuk


 


Catat perubahan yang terjadi

  b.Uji Selektif
Disiapkan alat dan bahan
 


Dimasukkan sampel HR 15 ke dalam tabung reaksi tambahkan
AgNO3+HNO3 atau Ba(NO3)2 untuk menetukan golongan sebanyak
Tiga tetes


 


Dilihat perubahan dan cocokkan perubahan warna pada tabel


 


Ditentukan golongannya, lanjutkan pada pengamatan uji spesifik



 
c.Uji Spesifik
Di lanjutkan larutan pada uji selektif dengan menambahkan H2SO4
Sebanyak tiga tetes, catat perubahan warna


Di tambahkan pereaksi AgNO3 sebanyak 3 tetes catat perubahan
 Warna


Di tambahkan pereaksi CaCL2 sebanyak 3 tetes, catat perubahan
Warna


Di tambahkan pereaksi amonium molibdat sebanyak 3 tetes,
Catat perubahan warna


Di lihat hasil pengamatan pada tabel untuk melihat unsur yang
Terkandung pada sampel HR 15







GAMBAR

Description: agno3 + nh4oh.jpg AgNO3 +NH4OH

Description: agno3+ hno3.jpgAgNO3+ HNO3

Description: cuso4.jpg CuSO
Description: fecl3.jpg FeCL3




                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar