Rabu, 01 Agustus 2018

laporan kation


BAB 1 PENDAHULUAN
  A.LATAR BELAKANG
Di dalam praktikum analisis kualitatif yang  bertujuan utama untuk mengenali komposisi dan struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel.Kation dapat di klasifikasikan dalam golongan berdasarkan sifat-sifat itu terhadap beberapa reagensia. Secara sistematik golongan reagensia dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam penggolongan reaksi kation dapat di golongkan dalam lima golongan yaitu:
1.Golongan l terdiri dari      :Ag, Pb, dan Hg
2.Golongan ll terdiri dari     :Hg, Pb, Bi, Cu, Cd, As, Sb, dan
                                                Sn
3.Golongan lll tediri dari     :Al, Cr, Fe, Co, Mn, Zn, Ni
4.Golongan lv terdiri dari    :Ba, Ca, Sr
5.Golongan v terdiri dari     :Na, K, Mg NH4.
Golongan reagensia yang di pakai untuk klasifikasi kation yang paling umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini berdasarkan atas kation yang bereaksi dengan reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak membentuk endapan.Jadi dapat di simpulkan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan,namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-konsep dasaryang telah dipelajari dalam kimia dasar.Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
Bersadarkan Sifat fisika seperti  warna,  spektrum absorpsi,  spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa, redoks, kompleks, dan penPgendapan, maka dilakukanlahpercobaan uji kualitatif identifikasi kation.Dalam melakukan analisis ada dua langkah utama yaitu identifikasi dan estimisi dalam komponen suatu senyawa.
Dalam mengidentifikasi kation banyak di gunakan sampel yang berupa bahan garam yang banyak mengandung logam-logam.Ada banyak ion-ion terlarut yang dapat kita temui misalnya pada air laut, sungai limbah ataupun dalam bentuk
B. MAKSUD PRAKTIKUM
Untuk mereaksikan kation dengan beberapa pereaksi dan mengetahui karakteristik dari senyawa katin.
C.TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kation yang terdapat dalam suatu sampel, menetukan sifat yang terkandung dalam suatu senyawa kation dan menetukan golongan spesifik dan selektif dari senyawa kation





BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A.TEORI UMUM
Kimia analisis dapat di bagi dalam dua bidang yang di sebut dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Analisis kuantitatifberhubungan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada di dalam sampel. Zat yang di tetapkan yang di rujuk sebagai konstituen yang di inginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagaian besar contoh yang di analisis (Day dan Underwood 2011).
1.    Golongan I                                    : Ag+, Hg2+, PB2+
2.    Golongan II                                   : Bi3+, Cu2+, Cd2+, Hg2+
3.    Golongan III  terbagi atas
a.      Golongan IIIA                       : Fe2+, Fe3+, AL3+, Cr3+
b.      Golongan III B                      : Zn2+,Mn2+, Ni2+, Co2+
4.    Golongan IV                                 : Ba2+, Sr2+, Ca2+
5.    Golongan V/Sisa                         : Na+, K+, NH4+, Mg2+
(Nurisyah Dkk, 2014)
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang di sebut reagensia golongan secara sistematik , dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla,2010).
            Kation golongan satu membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal , merkurium, (l) (raksa), dan perak. Kation golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Namun timbal klorida sedikit larut dalam air dan karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila di tambahkan asam klorida encer, ion timbal yang tersisa di endapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golongan ke dua (Svehla,2010).
            Kation golongan ke dua tidak bereaksi dengan asam klorida , tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam minerak encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (ll), tembaga, bismut, kadmium, arsenic (lll), arsenic (v), stibium (lll), stibium (v), timah (ll) dan timah(lll) (lv). Keempat ion yang pertama yang merupakan subgolongan llA tidak dapat larut dalam amonium polosulfida, sulfida dari kation dalam golongan llB justru dapat larut (Svehla,2010)
            Kation golongan ketiga tidak bereaksi  dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk  endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (ll), nikel(ll), besi(ll), kromium(lll), aluminium, zink dan mangan(ll).(Svehla,2010).
            Kation golongan empat tidak bereaksi dengan reagensia golongan l, ll, danlll. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida , dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah ; kalsium, strontium dan barium . Kation-kation yang umum yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya , merupakan golongan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion magnesium , natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen (Shevla, 2010).
            Analisis kualitatif kation secara sistematik dapat di golongkan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Golongan reagensia secara spesifik dapat di tetapkan ada atau tidak adanya golongan kation dan juga dapat memisahkan golongan dengan pemeriksaan yang lebih lanjut. Cara ini merupakan cara tradisional dalam menyajikan bahan, tetapi juga mudah dalam mempelajari reaksi-reaksi. Golongan reagensia yang di pakai dalam klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Hal ini di dasarkan pada kation yang bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat di katakan bahwa pada klasifikasi kation ini di dasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut(Shevla,2010).
            Dalam memisahkan ion logam secara kualitatif harus mengikuti prosedur yang khas. Zat yang akan di teliti harus di siapkan atau di ubah dalam suatu bentuk larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang di cocok. Ion pada golongan kation di endapkan stu per satu untuk memisahkan larutan dengan cara di saring atau di putar dengan centrifuga. Endapan di cuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan setiap logam yang akan di pisahkan.(Cokrosarjiwanto,2012).
            Sebagian besar reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan ini berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Dalam melakukan pemisahan endapan dapat di lakukan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan dapat terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Apabila terjadi perubahan larutan dan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan di lakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Ketika suhu naik hal ini dapat menyebabkan besarnya kelarutan  endapan kecuali pada beberapa endapan seperti kalsium sulfat, dan berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan dapat di gunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat di lakukan dengan mengendapkan ke tiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan ke dua kation lainnya tidak(Masterton,2010).
            Dalam melakukan analisa kimia dapat menentukan susunan atau komposisi dari suatu bahan, seperti jenis-jenis unsur, ion, radikal, gugus fungsi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel yang akan di analisa. Sedangkan analisa kimia yang di lakukan untuk mengetahui jumlah zat atau kadar komponenpenyusun dari suatu sampel yang di analisi, yang hasilnya dapat di nyatakan dalam bentuk persen, normalitas, molaritas, atau bentuk konsentrasi lainnya(Underwood,2011).
            Apabila bahan padat yang di gunakan dalam menganalisa kation harus di larutkan di dalam air atau HCl maka untuk penentuannya, bahan tidak perlu di larutkan terlebih dahulu. Penentuan berlaku untuk dua bagian yaitu untuk penentuan CO   3 dan HCO3, dan untuk penentuan anion-anion yang lain.(Schank.2011).
            Untuk penentuan kation yang lain, bahan di beri larutan Na2CO3 lalu di masak. Bila terjadi endapan campuran ini di gunakan, apabila terbentuk endapan, di saring dan di cuci filtrat yang di gunakan . Untuk setiap kation di ambil sebagian dari cairan tersebut dan di lakukan reaksi-reaksi-reaksi yang membedakan anion yang di cuci dari anion yang lain.(Schank.2011)
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation (Wiro, 2012).



B.URAIAN BAHAN
a. NH4OH (Dirjen,1997:86)
Nama resmi                      : Ammonia
Nama lain                         : Amonia
RM/BM                              : NH4OH/35,05
Pemerian                          : Cairan   jenuh,   tidak   berwarna
                                      Kelarutan                          : Mudah larut dalam air
Penetapan kadar        : Timbang seksama 2 g, tambahkan pada 50ml asam klorida 1N, sambil mencegah terjadinya penguapan. Titrasi dengan natrium hidroksida 1N   menggunakan   indikator   larutan   merah metil P.1 ml asam klorida 1N setara dengan 17,03mg NH3.
                                           Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup rapat
                                        Khasiat dan kegunaan : Zat tambahan

b. NaOH ( Dirjen,1997 :412)
Nama resmi                      : Natrii Hidroxdum
Nama lain                         : Natrium hidroksi
RM/BM                              : NaOH/40,00
Pemerian                         : Bentuk   padat,  butiran  ,massa,   hablur ,atau
                                                                                keping , kering,  kers rapuh dan menunjukkan
                                                                                susunan hablur, putihdan mudah meleleh.
Kelarutan                          :Sangat mudah larut dalam air dan etanol(95%)
Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan kegunaan  : Zat tambahan

c. Ki (Dirjen, 1997:330)
Nama resmi                      : Kalii Iododum
Nama lain                         : Kalium iodida
RM/BM                              : Ki/40
Kelarutan                          : Mudah larut dalam air
Penetapan kadar              :Larutan 5g dalam 5 ml air dalam tabung kimia ,tambahkan larutan natrium   hidroksida   encer dan kurang lebih 200mg kawat aluminium masukkan segumpal kapaspada   bagian atas   tabung  dan tempatkan     selembar     kertas lakmus panaskan tabung selama 15 menit dan tidak terjadi apa-apa.
Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan kegunaan  : Anti jamur

 d.HCl (Dirjen,1979:53)
Nama resmi                      : Acidum hidrochloridum
Nama lain                         : Asam klorida
Pemerian                          : Tidakberwarna,berasap,bau merangsang.Jika
  encerkan dengan bagian air, asap dan bau
                                                  hilang.
BM                                     : 36,46
Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                        : Zat tambahan

 e.Air suling(Dirjen,1979:96)
Nama resmi                      : Aqua Destillata
Nama lain                                     : Air suling
Pemerian                          :Cairan   jernih,   tidak  berwarna,  tidak  berbau
                                                 tidak mempunyai rasa.
BM                                     : 18,02
Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                                    : Sebagai indikator

C. PROSEDUR KERJA
1.Pemeriksaan Organoleptis
a. Warna zat           :Beberapa senyawa dan ion dalam bentuk larutan   memberikan warna tertentu , misalnya:
                                    Biru     :Cu(ll),Co(ll)
                                    Coklat :Fe2O3, PbO2, SnS, CdO
                                    Merah :HgO, Hgi2, K3Fe(CN6),K2Cr2O7,Sb2S2, Bil3
                                    Kuning:As2S3, CdS, Fe(lll), PbI2, K2Fe(CN)6,K2CrO4
                                    Hijau   :Ni(ll), Fe(lll), Cu(ll), Cr(lll)
                                    Rosa   :Mn(ll),Co(ll)
                                    Hitam  :Umumnya oksida logam dan logam sulfida
                                    Putih  :Senyawa organik dan anorganik
b.Bau zat                 :Beberapa zat dapat di identifikasi dari baunya:
                                    Bau telur busuk       :Garam-garam sulfida
                                    Bau amoniak                        :Garam-garam amoniak
                                    Bau cuka                   :Garam-garam asetat
                                    Bau arsen                 :Arsen
c.Sifat hidroskopis:Beberapa zat di identifikasi misalnya:
                                    NaOH,KOH, CaCl2, NaCl, MgCl
d.Tunggal/campuran
e.Kelarutan
                                      
 






1. Reaksi nyala (Anonim,2015:3)

     Api oksidasi                                                          1540C
                                                                                    Nyala oksidasi

     Untuk peleburan                                                 1560C                                   
     520C                                                                      350C
     Nyala reduksitas                                                 untuk zat yang mudah larut












2. Skema metode (NH4S)2S (Anonim.2015:8)
Campuran



Ag,Pb, Hg(l)                                      Residu
NH3 berlebih asamkan  dengan HOAc
           
Hg(lll),Bi,Cu,Fe,                                                      
Cd,Ni,Pb,Zn,As,                                                       Residu
Sb,Sn                                                                                     H2SO4+NH4HO2O4

                        Ba,Ca,Si                                                        Residu
                                                                                                        H2PO4+NH4OH                                                                                             Ph=8
                                    Mn,Mg,Al,Cr                                      Residu
                                                                                                NH4+.K,Na                                                    



3.Skema     kalium    hidroksida    dan    karbonat    dari    gerstenzang
(Anonim.2015:8)

                               Campuran
                                           HCl

       Ag,Pb,Hg                                           Residu
                                                                               KOH+K2CO3+Bi


       Hg,Bi,Mn,Fe,Pb,                                                       Residu
       Cu,Cd,Ni,Co,Ca
       Sr,Ba,Mg


   Larutan              HCl+H2O2
                               NH3+H2O2
                                                                   Ba,Ca,Sr                    Residu
       Hg,Bi,Mn,Fe              Residu                                               Zn,Cl,Al
       Pb
                                                       Na3HPO4
                  
Ca,Ba,Sr,Mg                         Residu
                                                            KOH+Br2


                        Cu,Cd,Ni,Co                         Residu



4. Pemeriksaan kation (Anonim.2015:7)
HCl
 
                                               
Gol l (Golongan klorida) Ag,Pb,Hg
+H2S(Ph 0,5) Penambahan HCl
Gol. ll (Gol H2S): BI, Cu,Cd,Pb,As(lll)(V),Sb(ll(lv),Hg(ll)
+NH4Cl + NH4OH +(NH4)2
5(Ph 9)
Gol lll (NH4)2 5:CO,Ni,Mn,Zn,Fe(ll),Al(OH)3
,Cr(OH)3
+ (NH4)2 CO3+NH4OH
(Ph 9,5)
Gol lv, Gol(NH4)2 CO3: CzCO, BaCO3,SrCO3
Gol V (Golongan sisa):
Mg,Na,K
 













BAB 3 METODE KERJA
A.  ALAT PRAKTIKUM
            Alat yang di gunakan dalam praktikum kation yaitu, pipet tetes, tabungreaksi, rak tabung reaksi, dan sendok spatula.
B. BAHAN PRAKTIKUM
Bahan yang di gunakan dalam praktikum kation yaitu, tissue,sampel uji (APR), aquadest, kertas label, HCL O,1N, NAOH 0,2N, NH4OH, tiaocetamid, dan KI.
C.  CARA KERJA
a. Pemeriksaan Organoleptis
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Dilakukan uji pendahuluanatau organoleptis yaitu sampel yyy dicium baunya, dilihat bentuk atau wujudnya dan dilihat warna yang ada pada sampel APR.
3.    Diambil sampel dari botol kecil dengan sendok spatula, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi secukupnya
4.    Dilarutkan sampel yyy dengan aquadest
5.    Diamati kelarutannya
b. Uji Pereaksi Selektif
1.    Siapkan alat dan bahan
2.    Ambil sampel yy kemudian larutkan ke dalam tabung reaksi
3.    Larutan  ditambahkan HCL untuk penentuan golongan I.
4.    Jika   tidak   mengendap,  larutan  yy  di tambahkan H2S/NH2S untuk Penentuan golongan ll.
5.    Jika tidak mengendap pada reaksi spesifik golongan II, larutan yy di Tambahkan NH4HCl untuk penentuan golongan lll.
6.    Jika  tidak  mengendap pada reaksi spesifik golongan II , larutan yy di tambahkan H2S/NH2S/Tioacetamid 1ml untuk penentuan golongan IV
7.    Jika tidak mengendap
8.    Pada reaksi spesifik golongan IV Larutan yyy di tambahkan NH4(CO)2  untuk penentuan golongan V.
9.    Jika   tidak  mengendap pada reaksi spesifik golongan II, larutan yy di tambahkan NH4HCl untuk penentuan golongan lll.
10. Jika tidak mengendap pada reaksi spesifik golongan II , larutan yyy di tambahkan H2S/NH2S/Tioacetamid 1 mL untuk penentuan golonganlV
11. Jika tidak mengendap lanjutkan
12. Dan reaksi spesifik golongan IV Larutan APR di tambahkan NH4(CO3)2untuk penentuan golongan V
c.    Uji Pereaksi Spesifik
1.    .Siapkan alat dan bahan
2.    Ambil  sampel yy kemudian larutkan di dalam tabung reaksi kemudian Tambahkan larutan tiaocetamid lalu di panaskan.
3.    Catat perubahan yang terjadi
4.    Pipet  sampel   yy  ke  dalam  tabung  reaksi  dan  tambahkan   NaOH berlebih
5.    Catat perubahan yang terjadi
6.    Pipet sampel yy ke dalam tabung reaksi dan tambahkan KCN
7.    Catat perubahan yang terjadi

                       
                                                           

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
a .Uji organoleptis.
Sampel
Warna
  Bentuk
       Bau
Kelarutan
Yy
Putih
  Hablur
Tidak berbau
  Larut
                


b.Uji golongan dan selektif
Sampel
HCL
H2S
Gologan
Yy
Larut
Ada endapan
Ll
c.Uji golongan spesifik
Sampel
Pereaksi
Golongan ll(Bi3+)




      V




Tiaocetamid + dipanaskan
        Hitam

NaOH 2N + berlebih
        Putih tetap

KI + berlebih
        Putih tetap

KCN + berlebih
          Putih(terhidrolisis)
        Tetap

KSCN/
NH4SCN
                
                  -










B. PEMBAHASAN
            Analisis kualitatif di lakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi jenis unsur senyawa dari jenis gugusan yang terdapat dari bahan yang di analisis.Hal ini sangat penting di lakukan karena faktanya adalah sering sekali saorang analisis atau juga jenis pengotornya .Analisis kualitatif dapat di lakukan dengan tahapan di antara lain uji pendahuluan dengan mengamati bentuk, warna dan bau yang di hasilkan oleh suatu pereaksi. Tahap selanjutnya adalah uji nyala , uji kelarutan, uji penggolongan, uji identifikasi, gologan.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi,dan sendok spatula . Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah tissue, sampel uji (yyy), aquadest, kertas label, HCL 0,1N, Tiaocetamid, NaOH, KI, KCN.
            Tujuan dari percobaan penggolongan, pemisahan dan penentuan kation adalah untuk menentukan kation yang terdapat dalam suatu sampel. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi,dan sendok spatula.
            Pertama-tama hal yang perlu di siapkan adalah alat dan bahan , kemudian melakukan uji pendahuluan, sampel yy tidak berbau, berbentuk hablur dan berwarna putih.Sampel yy di ambil dari wadah botol kecil dengan menggunakan sendok spatula dan di masukkan ke dalam tabung reaksi secukupnya. . Untuk menguji kelarutan, sampel yy pun di larutkan dengan aquadest.Karena sampel yy larut maka sampel  diuji dengan pereaksi selektif.HCL sebagai pereaksi selekti pertama, HCLdimasukkan kedalam tabung pereaksi yang berisi sampel yyy. Pada perlakuan tersebut teramati bahwa yy yang di uji dengan HCL tidak mengendap atau tetap larut, maka selanjutnya larutan sampel yy di uji dengan pereaksi selektif tioacetamid.Setelah di beri pereaksi larutan mengendap maka di ketahui bahwa sampel yyy merupakan kation golongan ll.Kemudia sampel di uji uji lagi dengan pereaksi spesifik untuk mengetahui kation pada sampel yyy dengan menambahkan pereaksi NaOH 0,2 N . Ketika adanya penambahan tersebut, larutan sampelberubah menjadi warna hitam karena larut maka larutan sampel di uji lagi dengan menambahkan NaOH Ke dalam larutan yyy . Dan setelah penambahan berlebih sampel tersebut tetap berwarna putih ,maka penambahan pereaksi di hentikan. Jdi dapat di simpulkan bahwa percobaan di atas merupakan golongan ll  KATION BI.
            Dalam melakukan analisa kualitatif biasanya di lakukan dengan dua cara yaitu, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering biasanya di gunakan pada zat padat, sedangkan pada cara basah di gunakan pada zat cair atau larutan yang kebanyakan di gunakan pada pelarut air. Pada cara kering hanya menyediakan informasi yang di perlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan pada cara basah dapat di gunakan untuk analisis makro, semimakro dan mikro sehingga mendapatkan banyak keuntungan, contohya reaksi terjadi cepat dan mudah di kerjakan.
            Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh maka suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya.
            Dalam bidang farmasi kation berfungsi sebagai bahan baku dalam pembuatan obat dan sebagai bahan bantu dalam bidang farmasi.Kation juga di gunakan dalam identifikasi anion dalam suatu sampel yang merupakan bahan baku dalam pembuatan obat dan sediaan obat.



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Dalam percobaan ini dapat di simpulkan bahwa sampel mengandung kation BI yang berbentuk hablur , berwarna putih dan tidak berbau. Pada uji kation BI, sampel di tambahkan HCL menghasilkan larutan yang berwarna putih. Dan pada penambahan tioacetamid lalu di panaskan menghasilkan larutan yang berwarna hitam. Dan pada penambahan NaOH DAN KCN larutan berwarna putih tetap.
B.SARAN
Seorang praktikan harus teliti dalam melakukan pengujian pada golongan kation karena pada pengujian kation kita harus sangat teliti dalam meneliti  sampel.







           
           

DAFTAR PUSTAKA
Ashari. (2011)  Kimia Organik untuk Universitas Cokrosarjiwanto. 2011. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press.
Day   dan    underwood,   A.L. 2011.  Analisis  Kimia  Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
L. Underwood, A., (2010),  Analisis Kimia Kualitatif  , Edisi IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nursiyah,Hj.,  dll.   Penuntun      Praktikum     Kimia     Dasar   Untuk   D-III     
Farmasi Makassar : Politekn kesehatan masyarakat KementrianRI.
Svehla,G.(2010).Vogel Buku Teks Analisis  Anorganik Kualitati  Makro dan       
              Semimikro.Jakarta;PT.Kalaman media pustaka
Sarjiwanto,  Cokro.2012.  Kimia  Analitik Kualitatif l.Yogyakarta;UNY Press









LAMPIRAN GAMBAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar