BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Protein merupakan zat yang
sangat penting bagi tubuh manusia karena berfungsi sebagai bahan bakar bagi
tubuh apabila keperluan energi dalam tubuh tidak terpenuhi oleh senyawa organik
lain seperti karbohidrat dan lemak. Disamping itu protein juga berfungsi
sebagai zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan
dalam jaringan dan pembuluh darah.
Setiap bahan pangan
mengandung kadar protein yang berbeda-beda tergantung pada jenis bahan pangan tersebut.
Terdapat beberapa bahan pangan yang mengandung kadar protein yang tinggi dan
bahan pangan yang mengandung kadar protein yang rendah.
Polimer alam yang banyak ditemukan ialah protein, selain karbohidrat.
Protein merupakan makromolekul yang terdapat berlimpah didalam sel. Sebanyak
50% atau lebih berat dari kering sel merupakan protein. Protein berperan
penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Misalnya berfungsi sebagai unit
structural pada tubuh.
Istilah protein dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli kimia dari
Belanda, yaitu G.J. Mulder pada tahun 1939. Protein berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ‘proteios’ yang artinya pertama
atau paling utama. Protein tersusun oleh unsur Karbon, Oksigen, Hidrogen dan
Nitrogen.Beberapa molekul protein juga mengandung unsur S.
Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot,
kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke
bagian lain dalam makhluk hidup. Masih ada lagi yang bertindak sebagai katalis
dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada
protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air.
Protein juga dapat mengalami koagulasi dan denaturasi, serta dapat bereaksi
dengan ion-ion logam. Untuk mengetahui hal-hal tersebut maka dilakukan
percobaan ini.
1.2 MAKSUD PRAKTIKUM
Untuk Mengenal beberapa sifat protein berdasarkan beberapa
reaksi kimia
1.3 TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Menentukan kelarutan protein dalam larutan air, NaOH, HCl,
dan Na2CO3.
2.
Mengamati koagulasi protein oleh pereaksi HNO3 2
N.
3.
Mengamati reaksi antara protein dengan ion-ion logam seperti
AgNO3, CuSO4, NaCl, FeCl3, Pb(NO3)2.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI UMUM
Protein adalah
biopolymer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan
yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Asam amino mempunyai dua gugus
fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang
sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino adalah atom karbon α terhadap
karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino karboksilat. Rumus umum asam
amino ditunjukkan sebagai berikut (Tim Dosen Kimia Dasar. 2005).
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi
tubuh, karena zat ini di
samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh kita juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang
mengandung unsur-unsur Karbon sebanyak 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23% dan
Nitrogen 16%. Yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
mengandung pula fosfor sebanyak 0-3%, belerang 0-3%, dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 2004).
Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O,
dan unsur khusus yang terdapat di dalam protein dan tidak terdapat di dalam
molekul karbohidrat dan lemak ialah nitrogen (N). Bahkan dalam analisa bahan
makanan dianggap bahwa semua N berasal dari protein, suatu hal yang tidak
benar. Unsur nitrogen ini di dalam makanan mungkin berasal pula dari ikatan
organik lain yang bukan jenis protein, misalnya urea dan berbagai ikatan
amino, yang terdapat dalam jarinan tumbuhan. Nitrogen yang berasal dari ikatan
yang bukan protein, disebut non protein nitrogen (NPN), sebagai lawan dari
protein nitrogen (PN), yang total yaitu semua nitrogen yang terdapat di dalam
contoh bahan makanan yang diperiksa (Achmad, 2004).
Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu golongan protein sederhana dan golongan gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah
protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan protein
gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dalam gugus bukan protein.
Gugus ini disebut prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam
nukleat (Anna Poedjaji, 2008)
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan
senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik.
Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, dan
nucleoprotein (Anna Poedjaji, 2008)
Suatu asam amino dapat diikat sebagai bagian
struktur protein dan membetuk banyak sifat fisisnya. Asam amino sering
dikatakan suatu senyawa sederhana yang mengandung gugus karboksil dan gugus
asam amina, dimana suatu asam alfa amino dan terikat pada gugus asam amino dan
terikat pada atom karbon (Sudarmadji, 2004).
Asam amino yang merupakan monomer protein amino
adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu amina dan hidroksil.
Pada gugus amina terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus
karboksil dalam asam amina terdapat dalam atom karbon yang sama (Wirahadi, 2010).
Suatu asam amino dapat diikat sebagai bagian
struktur protein dan membetuk banyak sifat fisisnya. Asam amino sering
dikatakan suatu senyawa sederhana yang mengandung gugus karboksil dan gugus
asam amina, dimana suatu asam alfa amino dan terikat pada gugus asam amino dan
terikat pada atom karbon (Sudarmadji, 2004).
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot
molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Protein ini bervariasi sesuai
strukturnya. Struktur itu ditentukan oleh jenis, jumlah, dan urutan asam
aminonya. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau enzim,protein akan menghasilkan
asam-asam amino. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi,pH, dan pelarut
organik (Syukri S, 2009).
Enzim adalah protein yang pada hakekatnya mengkatalisis semua reaksi
biokimia. Enzim ini berubah menjadi sangat khas, seperti misalnya terhadap
jenis reaksi yang dikatalisisnya dan bahkan tempat pada substrat khusus dimana
enzim itu dapat berfungsi. Pertambahan laju biasanya sangat besar sehingga
reaksi biokimia dapat terjadi dengan segera dan dalam jumlah yang besar. Jenis
reaksi yang sama dalam laboratorium dapat memakan waktu berjam-jam atau
berhari-hari walaupun dalam keadaan yang sangat giat. (Anna
Poedjaji, 2008).
Denaturasi pada protein adalah proses
perubahan struktur lengkap dan karakteristik bentuk protein akibat dari
gangguan interaksi sekunder, tersier, dan kuaterner struktural seperti suhu,
penambahan garam, enzim dan lain-lain. Karena fungsi biokimia protein
tergantung pada tiga dimensi bentuknya atau susunan senyawa yang terdapat pada
asam amino. Hasil denaturasi adalah hilangnya aktivitas biokimia yang terjadi
di dalam senyawa protein itu sendiri.(Stoker,2010).
Koagulasi adalah proses lanjutan yang
terjadi ketika molekul protein yang di denaturasi membentuk suatu massa yang
solid. Cairan telur (sol) di ubah menjadi padat atau setengah padat (gel)
dengan proses air yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral yang
membuka dan melekat satu sama lain. Koagulasi ini terjadi selama rentang waktu
temperatur yang lama (Vickie,2008).
2.2 PROSEDUR KERJA (Anonim 2015)
A.
Kelarutan Protein
1.
Isi 4 tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan putih telur.
2.
Ke dalam tabung reaksi (I) tambahkan 3 ml air. Ke dalam
tabung reaksi (2) tambahkan 3 ml larutan NaOH 2 M .
3.
Ke dalam tabung reaksi (3) tambahkan 3 ml larutan Na2CO3 0,1 M,
4.
Ke dalam tabung reaksi (4) tambahkan 3 ml larutan HCl
0,1 N.
5.
Amati perubahan-perubahan yang terjadi.
B.
Koagulasi Protein
1.
Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan putih telur.
2.
Tambahkan 2 ml larutan HNO3 2 N.
3.
Amati perubahan yang terjadi. Panaskan tabung reaksi perlahan-lahan.
4.
Dinginkan dan tambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M
5.
Amati perubahan yang terjadi.
C.
Reaksi dengan ion-ion logam
1.
Isi tabung reaksi masing-masing dengan 1 ml larutan putih
telur (1:1).
2.
Ke dalam tabung reaksi (1) tambahkan beberapa tetes larutan
AgNO3 0,1 M, amati perubahan yang terjadi.
3.
Ke dalam tabung reaksi (2) tambahkan beberapa tetes larutan
CuSO4 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.
4.
Ke dalam tabung reaksi (3) tambahkan beberapa tetes larutan
NaCl 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.
5.
Ke dalam tabung reaksi (4) tambahkan beberapa tetes FeCl3
0,1 M. amati perubahan yang terjadi.
6.
Ke dalam tabung
reaksi (5) tambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO3)2 0,1
M. Amati perubahan yang terjadi.
BAB 3 METODE KERJA
3.1 ALAT
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah botol semprot, gegep, gelas ukur, lampu spiritus, pipet tetes,
pipet skala, tabung reaksi, rak tabung reaksi.
3.2 BAHAN
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu albumin, aquadest, larutan asam klorida
(HCl) 0,1 M, larutan asam nitrat (HNO3) 2 M, larutan ferri klorida
(FeCl3) 0,1 M, larutan kupri sulfat (CuSO4) 0,1 M,
larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 0,1 M, larutan Natrium
hidroksida (NaOH) 2 M, larutan Natrium klorida (NaCl) 0,1 M, larutan Perak
Nitrat (AgNO3) 0,1 M dan larutan plumbo nitrat (Pb(NO3)2)
0,1 M.
3.3 CARA KERJA
1.
Kelarutan Protein
Disiapkan alat dan bahan. Diisi 4 tabung reaksi dengan masing-masing 3 ml
larutan putih telur. Ke dalam tabung reaksi (I) ditambahkan 3 ml air. Pada
tabung reaksi (II) ditambahkan dengan 3 ml larutan NaOH 2 M. Ke dalam tabung
reaksi (III) ditambahkan 1 ml larutan Na2CO3 0,1 M. Ke
dalam tabung reaksi (IV) ditambahkan larutan HCl 0,1 M. Diamati perubahan yang
terjadi.
2.
Koagulasi Protein
Disiapkan alat dan bahan. Diisi tabung reaksi dengan 3 ml larutan putih
telur. Ditambahkan 2 ml larutan HNO3 2 M. Diamati perubahan yang
terjadi. Lalu dipanaskan tabung reaksi perlahan-lahan.. Didinginkan dan
ditambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M. Diamati perubahan yang terjadi.
3.
Reaksi dengan Ion-Ion Logam
Disiapkan alat dan bahan. Diisi tabung reaksi masing-masing
dengan 3 ml larutan putih telur (1:1). Ke dalam tabung reaksi (1) ditambahkan
beberapa tetes larutan AgNO3 0,1 M, Diamati perubahan yang terjadi.
Ke dalam tabung reaksi (2) ditambahkan beberapa tetes larutan CuSO4
0,1 M. Diamati perubahan yang terjadi. Ke dalam tabung reaksi (3) ditambahkan
beberapa tetes larutan NaCl 0,1 M. Diamati perubahan yang terjadi. Ke dalam
tabung reaksi (4) ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1 M. Diamati
perubahan yang terjadi. Ke dalam tabung reaksi (5) ditambahkan beberapa tetes
larutan Pb(NO3)2 0,1 M. Diamati perubahan yang terjadi.
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASILL PRAKTIKUM
1.
Tabel Hasil Pengamatan
a. Kelarutan protein
PUTIH TELUR DENGAN PELARUT
|
PENGAMATAN
|
Air
|
Larut
|
Larutan NaOH
|
Larut
|
Larutan Na2CO3
|
Larut
|
Larutan HCl
|
Larut
|
SUSU
DENGAN PELARUT
|
PENGAMATAN
|
Air
|
Larut
|
Larutan NaOH
|
Larut
|
Larutan Na2CO3
|
Larut
|
Larutan HCl
|
Larut
|
PUTIH
TELUR DENGAN PELARUT
|
PENGAMATAN
|
Sebelum dipanaskan HNO3
|
Putih keruh, ada penggumpalan
(Koagulasi)
|
Setelah dipanaskan
|
Tidak larut, ada penggumpalan
|
Pada bagian bawah tabung reaksi
|
Bening, terdapat 2 lapisan koagulasi
|
Pada bagian atas tabung reaksi
|
Kuning pucat, seperti ada
koagulasi(sedikit)
|
b. Koagulasi
protein
SUSU DENGAN
PELARUT
|
PENGAMATAN
|
Sebelum dipanaskan HNO3
|
Terkoagulasi
|
Setelah dipanaskan
|
Larut
|
Pada bagian bawah tabung reaksi
|
|
Pada bagian atas tabung reaksi
|
|
c. Reaksi dengan ion-ion logam
PUTIH
TELUR DENGAN PELARUT
|
PENGAMATAN
|
AgNO3
|
Bening putih bening
|
CuSO4
|
Bening Hijau kotor
|
NaCl
|
Bening lebih bening
|
FeCl3
|
Bening merah bata
|
Pb(NO3)2
|
Bening putih tulang
|
SUSU DENGAN PELARUT
|
PENGAMATAN
|
AgNO3
|
Tidak ada perubahan
|
CuSO4
|
Putih keabu-abuan
|
NaCl
|
Tidak ada peerubahan
|
FeCl3
|
Putih kotor
|
Pb(NO3)2
|
Tidak ada perubahan
|
2.2 PEMBAHASAN
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini di samping
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh kita juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung
unsur-unsur Karbon sebanyak 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23% dan Nitrogen 16%.
Yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung
pula fosfor sebanyak 0-3%, belerang 0-3%, dan ada jenis protein yang mengandung
unsur logam seperti besi dan tembaga.
Percobaan kelarutan protein diperoleh hasil pengamatan bahwa albumin larut
dalam air.Kedalam tabung pertama ditambahkan 3 ml air,larut , Pada tabung kedua ditambahkan dengan NaOH larut ,Pada tabung ketiga saat penambahan Na2CO3 larut,
Pada tabung keempat saat penambahan dengan HCl juga larut begitupun pada susu semua pelarut yang digunakan
pada percobaan kelarutan protein ini ketika ditambahkan dengan susu hasilnya susu larut dan bercampur dengan pelarut tersebut.
Pada percobaan koagulasi protein, albumin ditambahkan HNO3 2 M
dan menghasilkan gumpalan putih dan kuning. Setelah dipanaskan
terbentuk gumpalan putih di bagian atas dan larutan berwarna kuning di bagian
bawahnya. Hal ini menunjukkan albumin yang mengalami denaturasi dimana
peristiwa ini disebabkan oleh pemanasan yang tinggi yaitu di atas suhu 500C
sehingga ikatan peptide pada protein terhidrolisis dan mengalami perubahan
konformasi alamiah. Kemudian setelah dipanaskan dilakukan pendinginan dan
setelah itu dilakukan penambahan NaOH. Pada saat pendinginan ini dilanjutkan
terjadinya koagulasi. Ternyata albumin tidak dapat kembali ke bentuk semula dan
pada bagian bawah tabung reaksi terjadi gumpalan dan bagian atas tabung reaksi
terjadi gumpalan dan berwarna bening. Hal ini dapat dilihat, walaupun penyebab
denaturasinya yaitu asam (HNO3) sudah dihilangkan dengan larutan
basa yaitu dengan penambahan NaOH sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi antara
albumin dengan HNO3 bersifat irreversible sedangkan pada susu saat direaksikan dengan HNO3 sebelum dipanaskan terjadi koagulasi tetapi setelah dipanaskan larut.
Pada reaksi dengan ion-ion logam, albumin terjadi perubahan warna setelah direaksikan Pb(NO3)2, AgNO3,
FeCl3, dan CuSO4. Pada saat tabung pertama dengan AgNO3
terjadi perubahan warna dari bening menjadi putih bening, tabung kedua dengan CuSO4 terjadi perubahan dari bening menjadi hijau kotor menjadi, tabung
ketiga dengan NaCl tidak terjadi perubahan warna tetapi lebih bening lagi,tabung keempat dengan FeCl3 terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah bata dan pada tabung kelima dengan
Pb(NO3)2 membentuk warna putih tulang. Sedangkan pada susu bereaksi dengan AgNO3,
NaCl dan Pb(NO3) tidak terjadi perubahan dan saat bereaksi dengan
CuSO4 berubah menjadi putih keabu-abuan
sedangkan bereaksi dengan FeCl3 menjadi putih kotor
Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa
kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan antara lain :
1. Alat-alat tidak bersih sehingga
dapat mempengaruhi reaksi yang terjadi
2. Pemanasan pada percobaan koagulasi terlalu lama atau dengan suhu
yang terlalu tinggi.
3. Sampel histidin dan isoleusin sudah kurang baik
karena mungkin saja terkontaminasi zat lain.
5. Pembuatan larutan albumin 1:1 tidak tepat.
Adapun hasil pengamatan yang kita
dapatkan dibandingkan dengan literatur hasilnya sama, namun pada reaksi ion-ion
logam senharusnya pada FeCl3 terjadi gumpalan coklat di tengah
tabung, sehingga larutan berwarna orange. Namun yang kita dapatkan berwarna
kuning pucat, mungkin pada pengamatan ini ada faktor kesalahan yaitu tidak
teliti dalam mengamati suatu larutan yaitu pada kelarutan ion-ion logam.
Adapun alasan penambahan larutan pada
sampel pada saat praktikum yaitu agar kita dapat mengetahui bahwa pada suatu
sampel terdapat terdapat kandungan protein yang terdapat dari berbagai macam
telur dan susu.
Bab 5 KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Albumin pada telur dan kasein pada
susu mudah larut dalam air dan semua jenis pelarut yang diujikan.
2.
Albumin dan kaseinterkoagulasi dengan HNO3 dan serta terdenaturasi setelah
dipanaskan.
3.
Albumin bereaksi positif membentuk kompleks dengan logam
berat yaitu Pb(NO3)2, AgNO3, FeCL3,
dan CuSO4. Sedangkan kasein bereaksi dengan
CuSO4 dan FeCl3 serta tidak terjadi perubahan saat
direaksikan dengan NaCl, Pb(NO3)2,dan AgNO3.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan agar
lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum dan kepada asisten pendamping agar
selalu mendampingi praktikan agar hasil percobaan yang diperoleh lebih maksimal serta kiranya
bahan percobaan dapat dilengkapi demi kelancarannya praktikum.
.
DAFTAR PUSTAKA
Abt,Vickie.,2008,Bowling
Green,University Popular Press
Achmad,Rukaesih.,2004,Kimia
Lingkungan,Andi Yogyakarta :Yogyakarta
Anonim, 2015. “Penuntun
Praktikum Kimia Organik”, Universitas Muslim Indonesia Makassar
Ditjen POM, (1979),” Farmakope Indonesia “,
Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Poedjaji, Anna.
1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Universitas Indonesia, Jakarta
Stoker,H,Stephan.2010.General Organic and Biological
Chemistry Fifth,Cengange Learning:Belmont,CA USA
Sudarmadji.,2004.,” Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”., UGM Press., Jogjakarta.
Syukri, S. 2009. Kimia Dasar II. Percetakan Institut Pertanian Bogor : Bandung.
Winarno. F.G, (2004), “ Kimia Pangan dan Gizi “, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Wirahadikusumah.,2010.,” Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat”.,
ITB.,Bandung.
SKEMA KERJA
A.
KELARUTAN PROTEIN
Isi 4 tabung reaksi
masing-masing dengan 3 ml larutan putih telur.
tambahkan 3 ml air pada tabung reaksi (I). 3 ml larutan NaOH 2 M pada tabung reaksi (2) .
tambahkan 3 ml larutan Na2CO3 0,1 M pada
tabung reaksi (3),
tambahkan 3 ml
larutan HCl
0,1 N pada tabung reaksi (4).
Amati perubahan-perubahan yang terjadi
B.
KOAGULASI PROTEIN
Isi sebuah tabung
reaksi dengan 3 ml larutan putih telur.
Tambahkan 2 ml
larutan HNO3 2 N.
Amati perubahan
yang terjadi. Panaskan tabung reaksi perlahan-lahan.
Dinginkan dan
tambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M
Amati perubahan
yang terjadi
C.
REAKSI DENGAN ION-ION LOGAM
Isi tabung reaksi masing-masing dengan
1 ml larutan putih
telur (1:1)
.
Ke dalam tabung
reaksi (1) tambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 0,1 M, amati perubahan yang terjadi.
Ke dalam tabung reaksi (2) tambahkan beberapa tetes
larutan CuSO4
0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.
Ke dalam tabung
reaksi (3) tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi.
Ke dalam tabung
reaksi (4) tambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1 M. amati perubahan
yang terjadi.
Ke dalam tabung
reaksi (5) tambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO3)2 0,1
M.
Amati perubahan
yang terjadi.
LAMPIRAN
GAMBAR
Koagulasi protein pada telur
Koagulasi protein pada susu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar