Rabu, 01 Agustus 2018

laporan aldehid dan keton


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Aldehid dan keton adalah suatu contoh senyawa yang paling banyak di temukan dalam alam bebas.Aldehid adalah suatu senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dan paling sedikit mengikat satu atom karbon hidrogen. Sedangkan keton adalah suatu senyawa organik yang ikatan karbon-karbonilnya di hubungkan dengan dua karbon lain. Aldehid dan keton memiliki gugus karbonil. Gugus karbonil adalah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang di hubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus di dalam aldehid dan keton adalah salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat di dalam karbohidrat, lemak, protein, dan steroid.
Gugus fungsi yang terdapat pada aldehid yaitu suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada satu atau lebih atom hidrogen.Gugus fungsi yang terdapat pada keton yaitu gugus karbonil yang terikat pada dua gugus alkil. Tetapi keton juga dapat di katakan sebagai senyawa organik yang ikatan karbon karbonilnya di hubungkan dengan dua karbon lainnya. Dan keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.
Aldehid dan keton merupakan suatu kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil yang memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat kimia , fisika, dan kegunaannya di dalam dunia farmasi.Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsi yang sama(gugus karbonil>C=0) sehingga dapat di katakan aldehid dan keton memiliki kesamaan terutama sifat fisiknya. Gugus karbonil bersifat polar dengan elektron-elektron yang berikatan dan tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif.

1.2 MAKSUD PRAKTIKUM
Membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia yang ada pada sampel.
1.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum aldehid dan keton yaitu membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji tollens dan fehling, dan memahami reaksi yang terjadi selama uji tollens dan fehling














BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI UMUM
Aldehid dan keton adalah dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehid dan keton terdapat pada sistem mahluk hidup. Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum (Fessenden, 2010).
Pada senyawa aldehid, keton dan ester mengalami reaksi pada gugus karbonil. Gugus karbonil bersifat polar dan memiliki orbital hibrida sp2 sehingga ketiga atom yang terikat pada atom karbon terletak pada bidang datar dengan sudut ikatan 120°. Ikatan rangkap pada karbon dan oksigen pada gugus karbon terdiri atas satu ikatan σ dan satu ikatan π. Ikatan σ adalah hasil tumpang tindih satu orbital sp2 atom karbon dengan satu orbital p atom oksigen. Sedangkan ikatan π adalah hasil tumpang tindih orbital p atom karbon dengan orbital p yang lain dari oksigen. Dua orbital sp2 lainnya dari atom karbon digunakan untuk mengikat atom lain.atom oksigen gugus karbonil masih memiliki dua orbital dan terisi dua buah elektron, kedua buah elektron ini adalah orbital 2s dan 2p (Katja, 2004).
Aldehid dan keton bereaksi dengan alkohol membentuk masing-masing heniasetal dan hemiketal. Karena monosakarida mempunyai baik, gugus aldehid atau keton ditambah gugus alkohol, maka pembentukan hemiasetal atau hemiketal dapat terjadi didalam untuk menghasilkan suatu struktur cincin atau lingkaran karena adanya tegangan sudut ikatan struktur cincin beranggotakan 5 dan 6 lebih menguntungkan bagi gula (Sulaiman, 2011).
Minyak atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Salah satu contoh minyak atsiri adalah minyak melati. Kandungan minyak atsiri dalam bunga melati merupakan komoditi yang dapat dikategorikan komoditi eksklusif. Karena dalam 1 liter absolut bunga melati dapat mencapai harga 30.000.000 rupiah. Namun, untuk memperoleh bahan baku minyak melati sangatlah mahal. Akibatnya, banyak produsen yang melakukan pemalsuan minyak atsiri khususnya minyak melati dengan menambahkan berbagai macam bahan kimia sebagai campuran untuk memperoleh minyak melati campuran (Wahyu, 2011).
Konsumsi alkohol terus menerus dapat mengakibatkan penyakit alkoholik, dan dapat diketahui lebih awal dengan penentuan biomarker-biomarker dari alkohol. Salah satu biomarker alkohol adalah enzim. Enzim yang digunakan untuk mengoksidasi etanol adalah aldehid dehidrogenase (ALDH). Bila ALDH tidak cukup tersedia maka asetaldehid yang bersifat toksik sebagai hasil oksidasi etanol tidak dapat mengalami metabolisme yang sempurna. Alkohol (etanol) yang diminum dapat mengalami reaksi oksidasi menjadi asetaldehid oleh enzim alcohol dehidrogenase (ADH) dan selanjutnya dioksidasi lagi menjadi asam asetat oleh aldehid dehidrogenase (ALDH). Akumulasi asetaldehid dapat menyebabkan berbagai penyakit hati (Suaniti, et al., 2011).
Aldehid adalah senyawa organik yang mengandung gugus –CO, namanya diturunkan dari asam yang terbentuk bila senyawa dioksidan lebih lanjut. Aldehid diperoleh pada pengoksidasian sebagian alkohol primer. Misalnya etil alkohol bila dioksidan menjadi asetaldehide yang bila dioksidan lagi akan menjadi asam asetat. Sedangkan keton senyawa dengan gugus karboksil terikat pada dua radikal hidrokarbon; keton yang paling sederhana adalah aseton. Aseton (dimetilketon) CH3COOH3 merupakan zat cair tanpa warna yang mudah terbakar mempunyai baud an rasa yang khas, digunakan sebagai pelarut dalam industri dan dalam laboratorium (Amiruddin, 2012).
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C = O. Jika dua gugus ini menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan aldehid. Oksida parsial dari alkohol menghasilkan aldehid. Oksidasi alkohol sekunder menghaslkan keton. Oksidasi bertahap dari etanol menjadi asetaldehida kemudian menjadi asam asetat yang diilustrasi dengan model molekul (Petrucci, 2013).
Walaupun reaksi adisi umum untuk aldehida, hanya sejumlah terbatas dari keton yang dapat membentuk hasil bisulfit dalam jumlah yang berarti. Aldehida yang lebih tinggi berlaku hampir sama, tergantung dari ukuran gugusan yang melekat, karena semua zat-zat ini mempunyai lebih kesamaan gugus formil, -CHO. Aseton bereaksi lebih lambat dan kurang luas, tetapi perubahannya tetap melampaui dari keadaan yang dapat diamati dari pencaran yang lebih tinggi. Dalam deret keton, yang mempunyai satu gugusan metil, reaksi berkurang (Louis, 2010).





2.3 CARA KERJA
     1. a.Siapkan 2 buah tabung reaksi.
          b.Tabung (1) di isi dengan 0,5ml formaldehid dan tabung (2) di isi dengan 0,5ml aseton.
          c.Perhatikan warna dan baunya.
          d.Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+10 tetes).
          e.Catat pengamatan(Larutan jangan di buang).
     2. a.Ambil larutan A di atas.
          b.Setiap tabung di tambah 1-2 tetes KMnO4 0,1N.
          c.Perhatikan warna KMnO4 tersebut.
          d.Catat pengamatan.
     3. a.Siapkan 2 buah tabung reaksi
          b.Masing-masing di isi dengan tabung reaksi 1ml AgNO3 0,1N
          c.Tambahkan setetes demi satetes NH4OH 0,5N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih=pereaksi tollens).
          d.Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5ml aseton.
          e.Panaskan beberapa menit di atas pemanas air.
          f.Perhatikan dan catat pengamatan.
     4. a.Siapkan 2 buah tabug reaksi
          b.Masing-masing di isi dengan 1ml larutan fehling A dan 1ml larutan fehling B.
          c.Tabung (1) di tambahkan 0,5ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5ml asetin kocok.
          d.Panaskan beberapa menit di atas pemanas air.
          e.Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

BAB 3 METODE KERJA
3.1 ALAT PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum aldehid dan keton yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, gelas piala, kaki tiga, kasa, dan lampu spirtus.
3.2 BAHAN PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum aldehid dan keton yaitu aldehid(formaldehid), keton(aseton), KMnO4 0,1N , AgNO3 0,2N , NH4OH 0,5N , pereaksi fehling (A dan B).














BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Zat
Warna
Bau
Kelarutan dalam air
Formaldehid
Bening
Menyengat
Larut
Aseton
Bening
Menyengat
Larut
     1



Zat
Perubahan warna KMnO4
Formaldehid
Coklat
Aseton
Ungu kemerahan
     2.



Zat
Pereaksi tollens
Sebelum
Sesudah
Formaldehid
Putuh keruh
Terbentuk cairan pendek
Aseton
Kecoklatan
Terdapat cairan kecoklatan
     3.




Zat
Pereaksi Fehling
Sebelum
Sesudah
Formaldehid
Coklat terdapat endapan
Berwarna kuning terdapat endapan
Aseton
Biru safir
Tetap warna biru safir
     4.




4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum aldehid dan keton kita akan mengetahui azas-azas reaksi dari senyawa karbonil gugus karbonil itu sendiri. Untuk membedakan reaksi antara aldehid dan keton maka kami menggunakan beberapa pengujian sederhana sehingga nantinya bisa membedakan antara aldehid dan keton tersebut. Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa yang memiliki gugus karbonil, gugus karbonil itu secara kimia merupakan salah satu dari gugus fungsi yang mudah menguap. Gugus karbonil pada aldehidmenunjukkan bahwa gugus tersebut bersifat polar, sebab atom oksegen dan karbon mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar. Titik didih pada aldehid lebih tinggi dari pada senyawa hidrokarbon dengan massa molekul yang sama.Aldehid dengan massa molekul yang relatif rendah mempunyai bau yang tajam. Dengan massa molekul yang relatif rendah aldehid akan menjadi lebih cepat larut.
Adapun tujuan praktikum pada praktikum aldehid dan keton yaitu dapat membedakan suatu senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji tollens dan fehling, dan memahami reaksi yang terjadi selama uji tollens dan fehling.
Dalam praktikum aldehid dan keton kita dapat membedakan suatu senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan pereaksi. Pereaksi yang digunakan dalam percobaan aldehid dan keton untuk membedakan senyawa yaitu pereaksi tollens dan pereaksi fehling. Setelah melakukan praktikum aldehi dan keton kita dapat memahami percobaan aldehid dan keton.
Pada percobaan pertama, kita akan membedakan warna, bau dan kelarutan dalam air.Setelah mengamati perubahan pada tabung dapat di simpulkan bahwa formaldehid dan aseton mempunyai sifat yang sama. Sehingga dapat di peroleh hasil bahwa formaldehid dan aseton memiliki warna, bau dan kelarutan dalam air yang sama.
Pada percobaan ke dua, kita akan mengamati perubahan warna pada KMnO4 sehingga kita dapat mengetahui perbedaan warna pada aldhid dan aseton. Sehingga hasil yang di peroleh pada percobaan aldehi dan keton yaitu pada formaldehid berwarna coklat dan pada aseton berwarna ungu kemerah-merahan.
Pada percobaan ke tiga, kita dapat mengetahui perubahan warna pada pereaksi tollens sebelum dan sesudah di panaskan. Pada formaldehid sebelum di panaskan berwarna putih keruh, sesudah di panaskan pada tabung terbentuk cairan yang pendek. Pada aseton sebelum di panaskan berwarna kecoklatan, setelah di lakukan pemanasan pada tabung terdapat cairan yang berwarna kecoklatan.
Pada percobaan ketiga, kita juga dapat mengetahui perubahan warna yang terjadi pada pereaksi fehling sebelum dan sesudah di panaskan. Pada formaldehid sebelum di panaskan berwarna coklat dan terdapat endapan, sesudah di panaskan berwarna kuning dan terdapat endapan. Pada aseton sebelum di panaskan berwarna biru safir, sesudah di panaskan tetap berwarna biru safir.
Manfaat aldehid dalam bidang farmasi yaitu di gunakan sebagai bahan pengering dalam laboratorium. Manfaat keton dalam bidang farmasi yaitu sebagai bahan utama pada beberapa merek penghapus cat kuku, dan digunakan sebagai bahan dalam pembuatan parfum.
Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi dalam praktikum aldehid dan keton yaitu praktikum kurang paham tentang prosedur kerja sehingga terjadi kesalahan ketika membuat larutan yang mengakibatkan pereaksi atau larutan akan terbuang percuma.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini yaitu
1.    pada percobaan pertama formaldehid dan aseton memiliki sifat yang sama yaitu warna, bau dan kelarutan dalam air sama dan larut secara sempurna.
2.    Setelah di tambahkan dengan KMnO4 warnanya menjadi coklat muda, sedangkan aseton berwarna ungu kemerah-merahan.
3.    Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi tolens dan dipanaskan akan terbentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton jika direaksikan dengan pereaksi tolens dan dipanaskan tidak terbentuk endapan.
4.    Formaldehid jika direaksikan dengan fehling dan dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata. Sedangkan aseton jika direaksikan dengan fehling dan dipanaskan tidak terbentuk endapan
B.SARAN
Sebaiknya seorang praktikan harus berhati-hati dalamenggunakan alat-alat laboratorium agar tidak membahayakan praktikan lain.








DAFTAR PUSTAKA
Astawa;  2011,“Aldehid Dehidrogenase  Dalam  Tikus  Wistar  Sebagai
Biomarker  Awal Konsumsi Alkohol Secara Akut”, Jurusan Kimia  FMIPA  UNUD, Kampus  Bukit Jimbara,  BandungFessenden,
Ralp J  dan  Fessenden, Joan S; 1986,  Kimia  Organik  Jilid I, Erlangga,
Jakarta.
Katja,  D.G., 2004, “ Sintesis  Alkohol  Dari  Senyawa  Aldehida,  Keton
dan Ester”,Erlangga, Jakarta.
Kurniawan, Wahyu , 2011, “Deteksi  Adanya  Pemalsuan  Minyak Melati
Dengan Menguji Putaran Optik Menggunakan Polimeter WXG-4”, FakultasTehnik Universitas Ponegoro, Semarang.
Petrucci,R.H,1999, Kimia  Dasar Prinsip dan Terapan Modern,Erlangga,
Jakarta.
Sulaiman, A.H., 1995, Kimia Anorganik, USU Press: Medan











LAMPIRAN
SKEMA KERJA

   A                                          Tabung (1) 0,5ml formaldehid
Tabung (1) 0,5 aseton


Perhatikan warna dan bau


Tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+10 tetes)


Catat pengamatan saudara
(Larutkan jangan di buang)










B                                                       Ambil larutan A
 


Setiap tabung di tambahkan 1,2 tetes KMnO4 0,1N


Perhatikan warna KMnO4


Catat pengamatan















C                                           Siapkan 2 buah tabung reaksi


Masing-masing tabung reaksidi isi dengan 1ml AgNO3 0,1N


Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 sampai endapan yang
Terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih=pereaksi tollens)


Tabung (1) tambahkan 0,5 formaldehid dan tabung (2) dengan
O,5ml aseton


Panaskan beberapa menit di atas penegas air


Perhatikan dan catat pengamatan







D                                                       Siapkan 2 tabung reaksi
 


Masing-masing di isi dengan 1ml larutan fehling A dan 1ml
Larutan fehling B


Tabung (1) tambahkan 0,5ml formaldehid dan tabung (2) 0,5ml
Aseton kocok


Panaskan beberapa menit di atas penegas air


 


Perhatikan peribahan yang terjadi dan catat pengamatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar