Rabu, 01 Agustus 2018

laporan titrasi asam basa


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat asam atau basa berdasarkan atas reaksi asam basa. Dalam melakukan titrasi asam basa ada dua tori yang digunakan yaitu teori Arrhenius dan teori Bronsted Lowry.
Pada teori Arrhenius asam di larutkan di dalam air dan berdisosiasi menghasilkan ion Hidrogen (H+) sebagai satu-satunya ion positif. Basa pada teori Arrhenius berdisosiasi dan menghasilkan ion hidroksil (OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
 Pada teori Bronsted Lowry asam cenderung melepaskan proton (donor proton), sedangkan basa enderung untuk mengikat proton (akseptor proton).
Pada percobaan titrasi asam basa sama-sama menggunakan larutan etanol, tetapi volume pada percobaan titrasi asam basa lebih banyak dibandingkan pada percobaan basa. Pada percobaan asam menggunakan 20ml larutan etanol netral, sedangkan pada larutan basa menggunakan 10ml larutan etanol.
Percobaan asam basa biasa dilakukan untuk mengetahui kadar asam basa dalam suatu sampel yang akan di teliti. Percobaan asam basa digunakan dalam proses pembuatan obat oleh farmasis.
1.2  MAKSUD PRAKTIKUM
Maksud dari percobaan titrasi asam basa adalah untuk mengetahui dan memahami serta menentukan konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi dengan menggunakan alat bantu pipet tetes, stan, buret, dan alat titrasi.



1.3  TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan praktikum titrasi asam basa adalah untuk memahami, mengetahui, dan menentukan konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi.












                                   









                                    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI UMUM
     Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri, sedang untuk titrasi pengukuran lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan –imertri. Kata metri berasal dari bahasa yunani yang berarti ilmu proses seni mengukur. I dan O dalam hubungan mengukur sama saja, yaitu dengan atau dari (with or off). Akhiran I berasal dari kata latin dan O berasal dari kata Yunani. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pngukuran dengan asam (yang diukur dalam jumlah basa atau garam). (Harjadi, W. 2010).
     Apabila larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya merupakan titik ekuivalen. (Michael. 2012).
     Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini  sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen (asam dan basa tepat habis bereaksi). Jika molaritas salah satu larutan (asam atau basa) diketahui, maka molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan. (Michael. 2012).
     Asam didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung Hidrogen yang bereaksi dengan basa. Basa adalah senyawa yang mengandung  ion OH- atau menghasilkan OH- ketika bereaksi dengan air. Basa bereaksi dengan asam untuk menghasilkan garam dan air.)Teori Bronsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan kimia. Misalnya, teori Bronsted menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan amonium klorida bersifat asam dan larutan natrium asetat bersifat basa. Dalam teori Bronsted, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan proton  kepada zat yang lain . Dalam hali ini , proton adalah atom hidrogen yang kehilangan elektronnya. Basa adalah zat yang menerima proton dari zat lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan menghasilkan asam dan basa yang lain. (Golberg, 2012).
Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan basa diantaranya : (1) titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, (2) titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat, dan (3) titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa leamah. Titrasi asam lemah dan basa lemah dirumitkan oleh terhidrolisisnya kation dan anion dari garam yang terbentuk. Titik ekuivalen, sebagaimana kita ketahui, ialah titik pada saat sajumlah mol ion OH- yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion H+ yang semula ada. Jadi untuk menentukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi, kita harus mengetahui dengan tepat berapa volume basa yang ditambahkan dari buret ke asam dalam labu. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa ke larutan asam saat awal tersebut. Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organik lemah yang menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini berikatan dengan pH larutan yang melarutkan indikator tersebut.Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah warna. Namun, tidak semua indikator berubah warna pada pH yang sama, jadi pilihan indikator untuk titrasi tertentu bergantung pada sifat asam dan basa yang digunakan dalam titrasi (dengan kata lain apkah mereka kuat atau lemah). Dengan demikian memilih indikator yang tepat untuk titrasi, kita dapat menggunakan titik akhir untuk menentukan titik ekuivalen (chang Raymond. 2011).
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. (Esdi, 2011).
2.2 PROSEDUR KERJA
       1. Asidimetri :Penentuan kadar Luminal-Natrium
Ditimbang seksama 500 mg zat uji, kemudian di larutkan dalam erlenmeyer dengan 30 ml etanol netral, dan tambahkan 15 ml air. Setelah itu di tambahkan 3 tetes indikator pp dan di titrasi dengan HCl 0,1 N setara dengan 25,40 mg luminal-natrium.
       2. Alkalimetri :Penentuan kadar asam salisilat
Ditimbang seksama 400 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam erlenmeyer dengan 10 ml etanol, tambahkan 3 tetes indikator pp dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna larutan merah muda.
            Tiap ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg asam salisilat.


3. Titrasi bebas air :Penentuan kadar korfamfenikol
Timbang seksama 100 mg koramfenikol, dilarutkan dalam 2 ml alkohol 90%, ditambahkan 5 ml HCl pekat, dipanaskan di atas tangas air sampai kering. Residu di keringkan, pada suhu 1050C selama 15 menit. Setelah dingin, residu di larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial, di tambahkan 5 ml raksa (2) asetat 5% dalam asam asetat dan 20 ml dioksan serta 5 tetes indikator kristal violet. Titrasi dengan dengan asam perklorat 0,5 N sampai terjadi warna biru.
            Tiap ml asam perklorat 0,05 N=16,16 mg kloramfenikol.





BAB 3 METODE KERJA
3.1 ALAT PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum asam basa yaitu buret, pipet tetes, erlenmeyer, gelas ukur dan corong kaca.
3.2 BAHAN PRAKTIKUM
     Bahan yang digunakan dalam praktikum asam basa yaitu etanol neral, aquades, indekatir pp, HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N.
3.3 CARA KERJA
1. Asidimetri
 Mencuci bersih buret yang akan digunakan untuk titrasi asidimetri dan membilas dengan 5 mL larutan NaOH. Memutar kran buret untuk mengeluarkan cairan yang tersisa dalam buret, selanjutnya mengisi buret dengan 5 mL NaOH untuk membasahi dinding buret. Kemudian larutan dikeluarkan lagi dari buret. Setelah itu timbang larutan atau zat yang akan di pakai sebanyak 500 mg zat uji. Masukkan larutan HCl ke dalam buret hingga batas standar. Larutan zat uji yang sudah di timbang di larutkan ke dalam erlenmeyer dengan 30 ml etanol netral, dan tambahkan 15 ml air. Dan ditambahkan 3 tetes indikator pp. Setelah itu di titrasi dengan HCl 0,1 N sampai tidak berwarna.
2. Alkalimetri
Timbang larutan atau zat yang akan digunakan sebanyak 400 mg, setelah itu di larutkan ke dalam erlenmeyer dengan 10 ml etanol netral, tambahkan 3 tetes indikator pp dengan larutan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah muda.




BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
A. Asidimetri
Kelompok
V Titran
1
3,1 ml
2
2,7 ml
3
3 ml
4
3 ml





                                                                                
       B. Alkalimetri
Kelomopok
V Titran
1
17,3 ml
2
16 ml
3
13,5 ml
4
18 ml




                      
Perhitungan :
·         Kelompok 1
a.   Percobaan Asidimetri :
%Kadar        =
=
= 22,39 %


b.   Percobaan Alkalimetri :
%Kadar        =
=
= 125.3 %

·         Kelompok 2                          
a.    Percobaan Asidimetri :
%Kadar   =
=
= 19,50 %
b.    Percobaan Alkalimetri :
%Kadar   =
=
                                                = 116,64 %
·         Kelompok 3
a.  Percobaan Asidimetri :
%Kadar   =
                                                =
                                                =  21,672 %
b.     Percobaan Alkalimetri :
%Kadar   =
=
                                                = 98,415 %
·         Kelompok 4
a.    Percobaan Asidimetri
%Kadar   =
                                  =
=  21,672 %


b.    Percobaan Alkalimetri
%Kadar   =
                      =
                                  = 131,22 %
















4.2 PEMBAHASAN
Reaksi asam-basa dapat dsigunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang telah diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut titrasi asam-basa.
Pada percobaan ini di lakukan perhitungan untuk menentukan nilai asam dan basa dalam suatu zat dengan menggunakan rumus :
% Kadar =  100% = ...
Pada percobaan titrasi asam basa terdapat berbagai macam hasil dalam perhitungannya. Pada kelompok 2 pada percobaan asidimetridi peroleh hasil 2,7 ml dan pada percobaan alakalimetri di peroleh hasil 16 ml dengan menggunakan rumus yang ada di atas.
Manfaat titrasi asam basa dalam bidang farmasi yaitu  digunakan sebagai bahan baku primer dan bahan baku sekunder, menguji kemurnian  sampel acidum acetylsalisilicum atau biasanya di sebut acetosal atau aspirin, khasiat dari obat ini sebagai analgetik, antipireti, antiinflamasi dan anti koagulan.
Faktor kesalahan pada praktikum titrasi asam basa yaitu pada saat melakukan titrasi yang kurang teliti akibatnya hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang kita inginkan.


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
            Pada percobaan titrasi asam basa dapat di simpulkan bahwa dalam perhitungan persen kadar di peroleh, pada percobaan asidimetri di peroleh hasil perhitungan persen kadar yaitu 2,7 ml dan pada percobaan asidimetri di peroleh hasil pada perhitungan persen kadar yaitu 16 ml.
5.2 SARAN
            Seorang praktikan harus teliti dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.














DAFTAR PUSTAKA
Chang,Raymond. 2011.”Kimia Dasar:Konsep-konsep Inti” Jilid l /edisi
lll.Erlangga; Jakarta
Esdi,Pangganti. 2011.Kimia Analitik.Gramedia;Jakarta
Golberg. 2012. Kimia Analisis.UI Press; Jakarta
Harjadi,W.2010. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Penerbit Pt.Erlangga; Jakarta
Michael.2012. Kimia Analisis. UI Press; Jakarta














LAMPIRAN
1.    LAMPIRAN SKEMA KERJA
A.   Asidimetri
200 mg NaCO3


Tambahkan 30 ml etanol netral dan 15 mk air


Tambahkan 3 tetes indikator pp


Di titrasi dengan HCl 0,1 N


Perhatikan perubahan warna dari berwarna
Menjadi tidak berwarna












B.     Alkalimetri
Timbang 400 mg asam salisilat


Tambah 10 ml etanol netral


Tambah 3 tetes indikator pp


Titrasi dengan NaOH 0,1 N


Berwarna pink






2.    LAMPIRAN GAMBAR
A.   Asidimetri

B.   Alkalimetri
                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar