Rabu, 31 Oktober 2018

laporan kalibrasi instrumen


BAB1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam ilmu kimia terdapat beberapa hasil pengukuran yang telah diberikan oleh alat sejenis  hasil pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun dapat memberikan hasil ukur yang sama dengan keperluan keamanan, kesehatan,transaksi, dan keselamatan.
Pada setiap alat akan memberikan hasil ukur yang lebih mendetail dan sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelitian kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelitian  kepada standar nasional adalah dapat dilakukan dengan cara kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelitian tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu.
Sebelum kita memahami pengukuran terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu kalibrasi. Kalibrasi adalah adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat inspeksi,alat pengukuran dan alat pengujian
Pada pengujian kalibrasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun standar internasional. Pada pengujian ini pertama-tama kita harus mengetahui apakah itu kalibrasi.
Kalibrasi adalah perbandingan antara alat yang telah terstandar atau dengan alat yang ingin diujikan.  Pada percobaan tentang kalibrasi, alat ukur yang digunakan untuk membandingkan data adalah spektrofotometer .



1.2  Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk memahami dan mengetahui cara melakukan kalibrasi spektrofotometer.
1.3 Tujuan Praktkum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kelayakan suatu alat dengan metode kalibrasi alat spektrofotometer UV-Vis dengan cara menentukan nilai skala absorbansi, sesatan sinar, resolusi (daya pisah) dan penentuan bobot konstan bahan obat.























BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Instrumen merupakan alat yang selalu digunakan, mudah terkena korosi, dan sering mendapatkan penanganan yang salah. Jika tidak digunakan dengan benar, instrument dapat menimbulkan kesalahan hasil anaisis yang serius dan kemungkinan tetap tidak terdeteksi kecuali dilakukan pemeriksaan yang sistemik (Syahputri, 2006).
Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau nidikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, thermometer dapat ditentukan dan disesuaikan, sehingga thermometer tersebut menunjukkan temperature yang sebenarnya dalam celcius pada titik- titik tertentu di skala (Hadi, 2005).
Menurut ISO / IEC Guide 17025 : 2005 dan vocabulary of international metodologi, kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan  nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan kisaran yang diukur). Kalibrasi yang biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standarisasi (ISO, 2005).
Kalibrasi adalah memastikan memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada sutu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur kestandart nasional  atau internasional. Dengan kata lain, kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menetukan kebenaran konvensional penunjukkan alat pengujian dan alat pengukuran ( Achmad, 2007).
Kesalahan sistemik dapat disebabkan oleh kesalahan dalam peneraan (kalibrasi) instrumen ukur, kesalahan akibat pengaruh cuaca lingkungan, atau alat tidak dapat bekerja secara konsisten sehingga hasil pengukuran tidak sama dengan nilai yang tertulis dalam literatur pembanding (Yulianto, 2008).
Kalibrasi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi .Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan antara objek ukur dengan alat ukur ,sehingga dapat besaran yang didapatkan  dari suatu pengukuran dapat diwakili dalam bentuk angka-angka yang dapat memudahkan pemgamatan dan pengolahan lebih lanjut (Morris,2006)
Identitas bahan yang dimaksudkan untuk menggantikan bahan pembanding yang sudah  baku yang memiliki struktur molekul dasar yang sama dapat dibuktikan dengan menggunakan uji yang mampu menunjukkan bahwa karakteristik sifat kedua spesimen tersebut identik. Untuk tujuan ini, pembandingan baru yang akan diajukan mengandung suatu senyawa yang strukturnya telah terelusidasi dengan baik, identitas dapat dibuktikan dengan mencocokkan spectrum inframerah bahan tersebut dengan senyawa asli. Teknik yang sangat spesifik lainnya, seperti spektroskopi resonansi magnet nuklir (Saidah, 2007).









2.2 Uraian Bahan
1.    Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi             : AQUA DESTILLATA
Nama Lain                : Aquadest, air suling
Rumus Molekul        : H2O
Berat Molekul           : 18,02
Rumus Struktur        : H-O-H
Pemerian               : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa
Kelarutan                   : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan                 : Zat pelarut
2    Kalium Bikromat(Ditjen POM, 1995)                    
            Nama resmi               : Kalium Bikromat
Nama lain                  : Kalium Brikromat
            Rumus Molekul        : K2Cr2O7
            Berat Molekul           : 294,18
Description: C:\Users\User\Downloads\images.png            Rumus Struktur        :




            Pemerian                   : Hablur atau serbuk hablur; merah jingga
            Kelarutan                  : Larut dalam air.
            Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik.
            Kegunaan                 : Sebagai pereaksi
3.    Kalium Klorida (Ditjen POM, 1995)
             Nama Resmi            : Kalii Chloridum
             Nama Lain                : Kalium Klorida
             RM/BM                      : KCl/74,55
RS                              : K-Cl
Pemerian               : Hablur bentuk memanjang, prisma ataukubus, tidak berwarna atau serbuk granul putih, tidak berbau, rasa garam, stabil di udara, larutan bereaksi netral terhadap lakmus
Kelarutan                  : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut  dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol
             Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat
             Kegunaan                : Sebagai Pereaksi.

4.  Asam Sulfat (Ditjen POM, 1979)
            Nama resmi              :  ACIDIUM SULFURICUM
            Nama lain                 :  Asam sulfat
            RM/BM                      :  H2SO4 / 98,07
Rumus Struktur       :
                                   O                      O
                                                S         H
                                    O                     O
                                    H
Kandungan        : tidak kurang dari 95.0% dan tidak lebih dari 98.0% H2SO4
Pemerian               : Cairan   kental    seperti   minyak,  korosif, tidak     berwarna,   jika   ditambahkan  air menimbulkan panas.
            Kelarutan                  : Larut dalam air dan etanol.
            Penyimpanan          :  Dalam wadah tertutup rapat
            Kegunaan                :  Sebagai pereaksi
5.  Toluena (Ditjen POM, 1979)
            Nama Resmi            : TOLUENA
            Nama Lain                : Tolven, Tolvol
            Rumus Molekul       : C6H5CH3
            Rumus Struktur       :Description: C:\Users\User\Downloads\Toluena.png
Kelarutan              : Sangat sedikit larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, kloroform, eter, aseton
            Berat Molekul           : 92,14
            Densitas                    : 0,8666
            Pemerian                  : Murni pereaksi
6.    n-heksana (Ditjen POM, 1995)
            Nama resmi              : n-heksana
            Nama lain                 : n-heksana
            Rumus molekul       :  C6H14
            Rumus Struktur       :Description: C:\Users\User\Downloads\N heksana.png
           

            Berat molekul           : 86,18  g/mol
Pemerian                  : Cairan jernih, mudah menguap, bau  seperti eter lemah atau bau seperti petroleum
            Kelarutan                  : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol mutlak, dapat dicampur dengan eter, dengan kloroform, dengan benzena, dan dengan sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
            Penyimpanan       :   Dalam wadah tertutup baik
            Kegunaan             :   Sebagai pelarut







2.3 Prosedur Kerja
a.  Kalibrasi skala absorbansi : Dibuat larutan kalium bikromat 0,0065% dalam H2SO4 0,005 M, kemudian dilakukan penentuan absorbansi larutan pada ג (nm) 235, 237, 313, dan 350. Hitunglah nilai  masing – masing ג tersebut, sehingga diperoleh hubungan antara ג (nm) kalium bikromat dengan kisaran nilai , seperti pada table berikut ini :
ג (nm)
nilai
235
122,9 -126,2
257
142,4 – 145,7
313
47,0 – 50,3
350
104,9 – 108,2

b.    Kalibrasi skala panjang gelombang (ƛ) : Dibuat larutan holmium perklorat 5% b/v, kemudian di ukur absorbansinya pada beberapa panjang gelombang maksimum (ƛ maks) larutan tersebut. Adapun kalibrasi panjang gelombang yang di perkenankan apabila diperoleh nilai absorbansi maksimum pada kisaran ƛ maks 241 ± 1nm ; 287,15 ± 1 nm; dan 361,5 ± 1 nm.
c.    Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation) : Dilakukan pengukuran nilai absorbansi larutan KCI 1,2 % b/v dalam air terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nm. Jika absorbansi larutan ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar, sehingga spektrofotometer ini tidak bias digunakan atau perlu dilakukan perbaikan.
d.    Penentuan bobot konstan bahan obat
Timbang seksama kurang lebih 500 mg bahan obat yang telah di keringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya telah di kalibrasi, kemudian di keringkan pada suhu 105o selama 1 jam di dalam oven, setelah di dinginkan dalam eksikator lalu di timbang kembali bobotnya. Apabila dua kali penimbangan berturut-turut terhadap bahan yang telah di keringkan berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang di timbang, maka bahan di katakan telah mencapai bobot tetap atau bobot konstan.




























BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, spektrofotometer uv-vis, timbangan analitik, labu tentukur/labu takar, gelas arloji, cawan porselin, batang pengaduk, desikator/eksikator, oven dan  pipet volume.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu  larutan kalium bikromat 0,0065%, paracetamol, H2SO4 0,005 M, n – heksan, KCl 1,2% dan toluene 0,02%.
3.3 Cara Kerja
a.  kalibrasi skala absorbansi
·      Pertama dibuat larutan kalium bikromat 0,0065 % dalam 500 Ml H2SO4 0,005M
·      Dimasukkan ke dalam kuvet kalium bikromat dalam H2SO4 tadi sebagai sampel dan H2SO4 itu sendiri sebagai blanko.
·      Setelah itu dilakukan penentuan absorbansi larutan pada panjang Gelombang 235, 257, 313 dan 350 nm
·      Kemudian dihitung nilai masing masing pada panjang gelombang tersebut
·      Dihubungkan nilainyang diperoleh, yaitu panjang gelombang kalium bikromat dan nilai jumlahbkisaran pada setiap panjang gelombang
b.    Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer
·      pertama tama dibuat larutan toluen 0,02% b/v dalam heksan
·      kemudian dimasukkan ke dalam kuvet larutan bahan dalam heksan sebagai sampel dan heksan itu sendiri sebagai blanko.
·      Kemudian dimasukkan dalam spektrofotometer
·      Setelah itu dilakukan pengukuran absorbansi pada
c.  Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation)
·         pertama tama dibuat larutan KCl 1,2 % b/v dalam air
·         kemudian dimasukkan  ke dalam kuvet larutan KCl  dalam air    Sebagai sampel dan air itu sendiri sebagai blanko
·         Lalu dimasukkan ke dalam spektrifotometer
·         Setelah itu dilakukan pengukuran absorbansi, jika larutan ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan lagi atau dilakukan perbaikan.
d.  Penentuan bobot konstan bahan obat
Timbang seksama kurang lebih 500 mg paracetamol yang telah di keringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya telah di kalibrasi.
Kemudian di keringkan pada suhu 105o selama 1 jam di dalam oven, setelah di dinginkan dalam eksikator lalu di timbang kembali bobotnya.
Apabila dua kali penimbangan berturut-turut terhadap bahan yang telah di keringkan berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang di timbang, maka bahan di katakan telah mencapai bobot tetap atau bobot konstan.









BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data-data perhitungan dan reaksi kimianya
a.    Kalibrasi skala absorbansi
ג (nm)
Nilai (standar)
Ab
Nilai
235
122,9 – 126,2
0,896
137,84
257
142,4 – 145,7
0,050
161,538
313
47,0 – 50,3
0,315
51,538
350
104,9 – 108,2
0,781
120,15

Perhitungan :
 = 
                =
=
=
=
b.    Penentuan skala resolusi
ג (nm)
Absorban
266
0,291
269
0,481
c.    sesatan sinar
ג (nm)
Blanko
Sampel
200
4200
1,875
d.    Bobot konstan
-       Berat capor kosong       = 50,6503 gr
-       Berat sampel                   = 5,013 mg =  0,5 gr
-       B. Capor + sampel         = 51,530 gr
-       B. Capor + sampel         = 51,1368 gr
Maka berat sampel setelah di oven
1.    Penimbangan (l)
51,1503 – 51,330 = 0,073 gr =17,3mg
2.    Penimbangan (ll)
51,1503 – 51,1368 = 0,035 gr=14,5mg
           17,3mg-14,5mg = 2,8mg
Data di atas tidak sesuai dengan persyaratan bahwa setelah dilakukan 2 kali penimbangan berturut-turut dan selisih yang diperoleh  lebih dari 0,5gr maka bahan dinyatakan tidak mencapai.






















4.2 Pembahasan
Kalibrasi adalah perbandingan antara alat yang telah terstandar atau dengan alat yang ingin diujikan.  Pada percobaan tentang kalibrasi, alat ukur yang digunakan untuk membandingkan data adalah spektrofotometer .
Tujuan dari kalibrasi alat yaitu untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran, alat-alat yang akan digunakan perlu dilakukannya kalibrasi terlebih dahulu. Pengkalibrasian dapat dilakukan dengan cara membandingkan dua data dengan menggunakan alat ukur yang berbeda.
Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi spektrofotometer, yaitu meliputi penentuan bobot konstan bahan obat adapun prosedur kerjanya yaitu pertama-tama timbang seksama kurang lebih 500 mg paracetamol yang telah di keringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya telah di kalibrasi. Kemudian di keringkan pada suhu 105o selama 1 jam di dalam oven, setelah di dinginkan dalam eksikator lalu di timbang kembali bobotnya. Apabila dua kali penimbangan berturut-turut terhadap bahan yang telah di keringkan berbeda  lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang di timbang, maka bahan di katakan telah mencapai bobot tetap atau bobot konstan.
Pada penentuan bobot konstan bahan obat dilakukan pengujian dengan cara dikeringkan di oven selama 1 jam  kemudian di timbang lagi dan dibandingkan dengan hasil penimbangan awal sebelum di masukkan ke dalam oven dan hasilnya tidak sesuai dengan persyaratan bobot konstan karena perbandingannya  lebih dari kurang  0,5gr.
Pada praktikum kalibrasi skala absorbansi nilai yang di dapatkan tidak sesuai dengan nilai standar yang telah di tetapkan pada panjang gelombang. Contohnya pada panjang gelombang 235 nilai standarnya 122,9 sampai 126,2 tetapi hasil yang di dapatkan pada perhitungan adalah 137,84 sehingga tidak masuk di dalam range nya jadi pada praktikum ini tiidak sesuai dengan kalibrasi skala absorbansi yang seharusnya di dapatkan.
Pada penentuan skala resolusi rasio antara absorbansi pada panjang gelombang 266 dan panjang gelombang 169 tidak memenuhi rasionya karena rasionya kurang dari  1,5 sedangkan syarat pada skala resolusi harus melebihi 1,5.
Pada praktikum penentuan adanya sesatan sinar syaratnya adalah jika absorbansi larutan kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar sehingga spektrofotometer tidak bisa digunakan atau harus dilakukan perbaikan dan pada praktikum ini nilai absorbansinya 1,875 sehingga terjadi sesatan sinar sehingga spektrofotometer tidak bisa digunakan atau harus dilakukan perbaikan.



















BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan, di dapatkan bahwa alat spektrofotometer tidak layak digunakan karena ketepatan, ketelitian serta selektifitasnya tidak sesuai dengan yang telah di tetapkan berdasarkan uji-uji penentuan yang telah dilakukan, sehingga dikatakan spektrofotometer ini tidak dapat digunakan untuk menganalisis suatu senyawa atau perlu dilakukan perbaikan. Sedangkan pada penentuan bobot kontan tidak sesuai dengan persyaratan yang di karenakan hasil yang di dapatkan lebih dari 0,5mg.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kalibrasi alat dan bahan yaitu praktikan harus memperhatikan prosedur kerja.

















DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2015, Penuntun Praktikum Analisis Instrumen (analisis Kualitatif dan Kuantitatif), Fakultas Farmasi, Makassar.

Achmad, Kukuh. S., 2007, Validasi Metode Uji, Pusat Standarisasi dan Akreditasi Laboratorium BSN,  Jakarta.

ISO.  International Standart Operational., 2005, ISO/IEC 17025 (Versi Bahasa Indonesia) Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.

Morris, AlanS., 2006, Measurement and Instrumentation Principles, Butterworth Heineman.

Saidah, Rina., 2007, Pemastian Mutu Obat Kompendium Pedoman dan bahan bahan terkait vol 2, EGC, Jakarta

Yulianto, Widi., 2008, Apl Autocad untuk Pemetaan, PT, Media Komputindo, Jakarta.

Syahputri, Mimi., 2006, Pemastian Mutu Obat Kompendium Pedoman dan Bahan-bahan Terkait, EGC, Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

A. kalibrasi skala absorbansi
Pertama dibuat larutan kalium bikromat 0,0065 % dalam
500 Ml H2SO4 0,005M

Dimasukkan ke dalam kuvet kalium bikromat dalam
H2SO4 tadi sebagai sampel dan H2SO4 itu sendiri sebagai blanko.

Setelah itu dilakukan penentuan absorbansi larutan
pada panjang Gelombang 235, 257, 313 dan 350 nm

Kemudian dihitung nilai masing masing pada
panjang gelombang tersebut

Dihubungkan nilainyang diperoleh, yaitu panjang
gelombang kalium bikromat dan nilai jumlah
kisaran pada setiap panjang gelombang
B. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer
Pertama tama dibuat larutan toluen 0,02% b/v dalam heksan

Kemudian dimasukkan ke dalam kuvet larutan bahan
dalam heksan sebagai sampel dan heksan itu
sendiri sebagai blanko.

Kemudian dimasukkan dalam spektrofotometer

Setelah itu dilakukan pengukuran absorbansi pada




C. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation)
Pertama tama dibuat larutan KCl 1,2 % b/v dalam air

Kemudian dimasukkan  ke dalam kuvet larutan KCl 
dalam air  sebagai sampel dan air itu sendiri sebagai blanko

Lalu dimasukkan ke dalam spektrifotometer
 

Setelah itu dilakukan pengukuran absorbansi, jika larutan
ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar
sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan
lagi atau dilakukan perbaikan.
D. Penentuan bobot konstan bahan obat
Timbang seksama kurang lebih 500 mg bahan
obat yang telah di keringkan dalam wadah cawan
penguap yang bobotnya telah di kalibrasi.

Kemudian di keringkan pada suhu 105o selama 1 jam
di dalam oven, setelah di dinginkan dalam eksikator
lalu di timbang kembali bobotnya.
 

Apabila dua kali penimbangan berturut-turut terhadap
bahan yang telah di keringkan berbeda tidak lebih dari
 0,5 mg tiap gram sisa yang di timbang, maka bahan
di katakan telah mencapai bobot tetap atau bobot konstan.

 

 

 

 

Lampiran Gambar

Description: 1476701326293.jpg

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN
Description: Description: C:\Users\TEMP.Rahma-PC\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1444230361436.jpg
Larutan yang disiapkan toluene dan n-heksan
Description: Description: C:\Users\TEMP.Rahma-PC\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1444230366978.jpg
Masukkan larutan sampel dam blanko disetiap masing masing kuvet
Description: Description: C:\Users\TEMP.Rahma-PC\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1444230349540.jpg
Menetralkan (blank)
Description: Description: C:\Users\TEMP.Rahma-PC\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1444230352689.jpg
Masukkan ke  spektrofotoskopi
                   Description: Description: C:\Users\TEMP.Rahma-PC\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1444230378552.jpg
Nilai lamda dan absortivitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar