Rabu, 31 Oktober 2018

panjang gelombang


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan seperti dalam bidang farmasi tentunya kita tidak pernah lepas yang namanya analisis instrumen. Analisis biasanya mempelajari tentang analisis senyawa dengan menggunakan alat instrumental.
Dalam bidang kimia mengacu pada analisis kimia molekul suatu obat atau zat aktifnya biasanya terdiri dari suatu penilaian kuantitas dan kualitas suatu obat atau zat kimia murni yang digunakan dalam bidang farmasi.
Pada umumnya spektrofotometer banyak digunakan dalam menganalisa tentang banyak senyawa kimia yang terkandung serta sangat akurat dalam prepasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa yang lain.
Spektrofotometer itu sendiri yaitu menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu atau yang telah ditetapkan  dan fotometer merupakan suatu alat pengukur intensitas cahaya yang dapat diabsorbsi atau ditransmisikan.
Parasetamol biasanya digunakan sebagai obat demam, obat sakit kepala. Seorang farmasis perlu mengetahui seberapa banyak jumlah atau kandungan zat parasetamol. Sehingga seorang farmasis harus melakukan penetapan kadar parasetamol dengan menggunakan spektrofotometri UV atau spektrofotometri UV-Vis.
1.2  Maksud Praktikum
Adapun maksud pada praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara penetapan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometer ultraviolet.

1.3  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara penetapan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometer ultraviolet.
























BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini disebut absorpsi spektrofotometri, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang cahaya tampak maka disebut kolorimetri karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan infra merah (Lestari, 2009).
Penjaminan mutu untuk penetapan kadar bahan aktif dalam sediaan obat perlu dilakukan dengan suatu metode yang tervalidasi dan dapat dipertanggungjawabkan bagi kedua obat tersebut sehingga terjamin keamanannya., Dalam hal ini ada beberapa metode penetapan kadar yang telah digunakan yaitu penetapan kadar zat tunggal parasetamol dan ibuprofen menurut Farmakope Indonesia IV dengan metode Kromatografi Cair  Kinerja Tinggi (KCKT). Menurut beberapa artikel dan jurnal penelitian, kombinasi parasetamol, ibuprofen dan beberapa bahan aktif lain dapat diidentifikasi dengan  metode KLT fase balik (Mohammad et al., 2009), Selain hal tersebut bisa juga digunakan metode spektrofotometri UV atau dengan menggunakan metode KCKT (Battu, 2009).
Teknik spektroskopi pada daerah ultraviolet dan sinar tampak biasa disebut spektroskopi UV-Vis atau spektrofotometer UV-Vis. Dari spekrum absorbsi dapat diketahui panjang gelombang dengan absorbansi maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Konsentrasi suatu unsur atau senyawa juga dengan mudah dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan absorbansi maksimum yang telah ditentukan (Harmita, 2005).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometer ultraviolet, diantaranya (Fatimah, 2008):
a.    Pemilihan panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang serapan maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.
b.    Pembuatan kurva kalibrasi
Kurva kalibrasi dibuat seri dari larutan baku zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai absorbansi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lamber-Beer terpenuhi maka kurva kalibrasi berupa garis lurus.
c.    Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal.
Parasetamol dan ibuprofen merupakan contoh obat golongan analgesik non opioid yang termasuk dalam daftar obat esensial nasional (Departemen Kesehatan RI, 2008). Komposisi lebih dari satu macam bahan obat tersebut dimaksudkan agar efek terapi kombinasi obat tersebut menjadi lebih baik atau sesuai yang diharapkan dan diharapkan juga efek samping yang dihasilkan akan berkurang. Parasetamol di kenal dengan nama lain asetaminofen merupakan turunan para aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol tidak digunakan sebagai antirematik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak ada efek iritasi lambung, gangguan pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan asam salisilat (Gunawan, 2007).














2.2 Uraian Bahan
1.    Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi             : AQUA DESTILLATA
Nama Lain                : Aquadest, air suling
Rumus Molekul        : H2O
Berat Molekul           : 18,02
Rumus Struktur        : H-O-H
Pemerian               : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa
Kelarutan                   : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan                 : Zat pelarut
2.    Methanol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi  
Nama lain
Rumus molekul
Berat jenis
Pemerian
Kelarutan
:
:
:
:
:
:
METANOLUM
Methanol
CHOH
0,796 – 0,798
Cairan jernih tidak berwarna, bau khas
Dapat bercampur dengan air membentuk cairan jernih tidak berwarna.
3.    Parasetamol
Nama resmi
Sinonim   
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian


Kelarutan




Inkompatibilitas



Farmakodinamik





Farmakokinetik

:
:
:
:
:


:




:



:





:



Acetaminophen
Paracetamol
C8H9NO2
151,16
Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit, berbau, serbuk kristal dengan sedikit rasa pahit.
Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkalihidroksida.
Ikatan hidrogen pada mekanismenya pernah dilaporkan oleh karena itu parasetamol dihubungkan dengan permukaan dari nilon dan rayon.
Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral. Efek anti inflamasinya sangat lemah.
Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam.

       
    
      

           
                       
                                     
                                     


2.3 Prosedur Kerja
1.    Pembuatan larutan standar
Timbang seksama bahan obat parasetamol kurang lebih 25mg yang telah di keringkan pada suhu 1050C selama 1 jam. Larutkan dengan 3ml metanol dalam labu takar dan encerkan dengan aquades sampai 100ml (larutan stok 200 ppm).
2.    Penentuan spektrum absorpsi (panjang gelombang maksimum, ƛ maks)
Pipet 5ml larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai 100ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm. Masukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko). Selanjutnya ukur absorbansi sel sampel relatif terhadap sel blangko menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm, dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar absorbansi optimal lakukan pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah puncak maksimum atau minimum lakukan pengukuran pada interval 2 nm.
Buatlah garis ekspektrum pada kertas grafik dengan memplot harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang (sebagai absis), dan tentukan panjang gelombang maksimum (ƛ maks) parasetamol.
3.    Pembuatan kurva baku
Siapkan 4 macam deret konsentrasi (4, 6, 8, 10 ppm) dari larutan stok dan tentukan absorbansinya pada ƛ maks yang telah ditentukan sebelumnya.
Buatlah plot hukum Beer pada kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis) dan tentukan persamaan regresi liner serta hitung absortivitas jenis (α) dan absortivitas molar (€) dari parasetamol.
4.    Penentuan kadar parasetamol dalam sediaan tablet
Timbang seksama sebanyak 200mg contoh serbuk sediaan tablet parasetamol. Larutkan dalam 15ml metanol dan encerkan dengan aquades sampai 500ml dalam labu takar. Pipet 1ml larutan tersebut dalam labu takar 25ml dan cukupkan volumenya dengan aquades hingga batas, selanjutnya ukur absorbansi larutan pada ƛmaks relatif terhadap sel blangko.



















BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu batang pengaduk, erlenmeyer, gelas piala, labu takar, pipet volume, spektrovotometer UV-Vis, oven/waterbath dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquadest, bahan obat paracetamol murni, kertas saring, kertas timbang, metanol dan sediaan obat paracetamol tablet.
3.3 Cara Kerja
1.    Pembuatan larutan standar
a)    Pertama-tama timbang parasetamol kurang lebih 25mg yang telah di keringkan pada suhu 1050C selama 1 jam.
b)    Larutkan dengan 3ml metanol dalam labu takar.
c)    Encerkan dengan aquades sampai 100ml (larutan stok 200 ppm).
2.    Penentuan spektrum absorpsi (panjang gelombang maksimum, ƛ maks)
a)    Pipet 5ml larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai 100ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm.
b)    Masukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko).
c)    Setelah itu ukur absorbansi sel sampel relatif terhadap sel blangko menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm, dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar absorbansi optimal lakukan pengukuran pada interval 5 nm.
d)    Buatlah garis ekspektrum pada kertas grafik dengan memplot harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang (sebagai absis).
e)    Tentukan panjang gelombang maksimum (ƛ maks) parasetamol.
3.    Pembuatan kurva baku
a)    Siapkan 4 macam deret konsentrasi (4, 6, 8, 10 ppm) dari larutan stok dan tentukan absorbansinya .
b)    Buatlah plot hukum Beer pada kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis).
c)    Tentukan persamaan regresi liner serta hitung absortivitas jenis (α) dan absortivitas molar (€) dari parasetamol.
4.    Penentuan kadar parasetamol dalam sediaan tablet
a)    Timbang seksama sebanyak 200mg contoh serbuk sediaan tablet parasetamol.
b)    Larutkan dalam 15ml metanol .
c)    Encerkan dengan aquades sampai 500ml dalam labu takar.
d)    Pipet 1ml larutan tersebut dalam labu takar 25ml dan cukupkan volumenya dengan aquades hingga batas.
e)    Ukur absorbansi larutan pada ƛmaks relatif terhadap sel blangko.







BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Deret standar
Konsentrasi
Absorban
4
8
10
0,269
0,475
0,618


b. Data sampel
Kelompok
Absorban
2
3
4
0,269
0,475
0,618



4.1 Pembahasan
Analisis instrumen merupakan suatu analisis suatu senyawa kimia yang menggunakan alat-alat instrumen. Pada umumnya alat instrument yang biasa digunakan yaitu spektrofotometer.
Tujuan dilakukannya percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui cara penetapan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometer ultraviolet.
Pada percobaan kali ini sebelum dilakukan penetapan kadar parasetamol terlebih dahulu kita membuat larutan standarnya. Dimana larutan standar merupakan larutan yang sudah diketahui secara pasti konsentrasinya.
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan standar. Pertama-tama di timbang seksama bahan obat parasetamol kurang lebih 25mg yang telah di keringkan pada suhu 1050C selama 1 jam. Larutkan dengan 3ml metanol dalam labu takar dan encerkan dengan aquades sampai 100ml (larutan stok 200 ppm). Sehingga diperoleh hasil pada perhitungan ppm yaitu 0,1ml.
Pada percobaan ke dua yaitu penentuan spektrum absorpsi (panjang gelombang maksimum, ƛ maks). Pertama-tama pipet 5ml larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai 100ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm. Masukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko). Selanjutnya ukur absorbansi sel sampel relatif terhadap sel blangko menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm, dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar absorbansi optimal lakukan pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah puncak maksimum atau minimum lakukan pengukuran pada interval 2 nm. Kemudian buatlah garis ekspektrum pada kertas grafik dengan memplot harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang (sebagai absis), dan tentukan panjang gelombang maksimum (ƛ maks) parasetamol. Sehingga diperoleh hasil pada perhitungan ppm yaitu 0,15ml.
Kemudian pada percobaan ke tiga yaitu pembuatan kurva baku. Pertama-tama siapkan 4 macam deret konsentrasi (4, 6, 8, 10 ppm) dari larutan stok dan tentukan absorbansinya pada ƛ maks yang telah ditentukan sebelumnya. Buatlah plot hukum Beer pada kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis) dan tentukan persamaan regresi liner serta hitung absortivitas jenis (α) dan absortivitas molar (€) dari parasetamol. Sehingga diperoleh hasil pada perhitungan ppm yaitu 0,2.
Pada percobaan ke empat yaitu penentuan kadar parasetamol dalam sediaan tablet. Pertama-tama timbang seksama sebanyak 200mg contoh serbuk sediaan tablet parasetamol. Larutkan dalam 15ml metanol dan encerkan dengan aquades sampai 500ml dalam labu takar. Pipet 1ml larutan tersebut dalam labu takar 25ml dan cukupkan volumenya dengan aquades hingga batas, selanjutnya ukur absorbansi larutan pada ƛmaks relatif terhadap sel blangko. Sehingga diperoleh hasil pada perhitungan ppm yaitu 0,25.







BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kurva pada kadar parasetamol meningkat.
5.2 Saran
Saran pada praktikum ini yaitu praktikan harus memahami prosedur kerja.





















DAFTAR PUSTAKA
Battu, J., 2009, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Erlangga, Jakarta
Dirjen POM.1972. Farmakope Indonesia.. Edisi Ke-I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Fatimah dan Handarto. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Inderalaya : Jurusan Tekper, FP Unsri.Harmita. 2005. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, Desember 2004, 117-135.
Gunawa,S.G2007,Farmakologi dan Terapi,FKUI. Jakarta
Lestari. A.P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subtitusi Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik. Jurnal Agronomi. Vol.13, No.1.















LAMPIRAN
1.    Pembuatan larutan standar
Pertama-tama timbang parasetamol kurang lebih 25mg
yang telah di keringkan pada suhu 1050C selama 1 jam.

Larutkan dengan 3ml metanol dalam labu takar.


 
Encerkan dengan aquades sampai 100ml (larutan stok 200 ppm).

2.    Penentuan spektrum absorpsi (panjang gelombang maksimum, ƛ maks)
Pipet 5ml larutan stok dan encerkan dengan aquades
 sampai 100ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm.

Masukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan
kuvet yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko).

Setelah itu ukur absorbansi sel sampel relatif terhadap sel
blangko menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi
 ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm,
dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar absorbansi
 optimal lakukan pengukuran pada interval 5 nm.

Buatlah garis ekspektrum pada kertas grafik dengan
memplot harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang (sebagai absis).
 

Tentukan panjang gelombang maksimum (ƛ maks) parasetamol.
3.    Pembuatan kurva baku
Siapkan 4 macam deret konsentrasi (4, 6, 8, 10 ppm) dari
larutan stok dan tentukan absorbansinya .

Buatlah plot hukum Beer pada kertas grafik antara
absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis).

Tentukan persamaan regresi liner serta hitung absortivitas
 jenis (α) dan absortivitas molar (€) dari parasetamol.

4.    Penentuan kadar parasetamol dalam sediaan tablet
Timbang seksama sebanyak 200mg contoh serbuk
sediaan tablet parasetamol.

Larutkan dalam 15ml metanol .

Encerkan dengan aquades sampai 500ml dalam
labu takar.

Pipet 1ml larutan tersebut dalam labu takar 25ml
dan cukupkan volumenya dengan aquades hingga batas.

Ukur absorbansi larutan pada ƛmaks relatif terhadap sel blangko.





Lampiran Perhitungan
a.  Kurva baku
y = 0.057x + 0.035
       = 0.992
a          = 0.035
b          = 0,057
R2        = 0.992
r           = 0.995
·      Untuk kelompok 2
y             = 0.057x + 0.035
      -1,631  = 0.057x + 0.035
         -1,631 - 0.035   = 0.057x
                     X            = 29,22 ppm           29,22 ppm ₓ 25 = 730,5 ppm
            Maka, 730,5 ppm =           =
                         = 366,25 %.
·      Untuk kelompok 3
y             = 0.057x + 0.035
      -1,632    = 0.057x + 0.035
         -1,632 - 0.035   = 0.057x
                     X            = 29,24 ppm          29,24 ppm ₓ 25 = 731 ppm
Maka, 731 ppm =            =
                         = 365,5 %.




·      Untuk kelompok 4
y             = 0.057x + 0.035
       0,016       = 0.057x + 0.035
        0,016 - 0.035     = 0.057x
                     X            = 0,33 ppm          0,33 ppm ₓ 25 = 8,25 ppm
            Maka, 8,25 ppm =            =
                         = 4,625 %.
            Keterangan :
-       20  mg          Berat obat Parasetamol


Tidak ada komentar:

Posting Komentar