Rabu, 31 Oktober 2018

hplc


BAB 1  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan seperti dalam bidang farmasi tentunya kita tidak pernah lepas yang namanya analisis instrumen. Analisis biasanya mempelajari tentang analisis senyawa dengan menggunakan alat instrumental.
Dalam bidang kimia mengacu pada analisis kimia molekul suatu obat atau zat aktifnya biasanya terdiri dari suatu penilaian kuantitas dan kualitas suatu obat atau zat kimia murni yang digunakan dalam bidang farmasi.
Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-komponen campuran yang berdasarkan distribusi diferensial dari komponen-komponen sampel diantara dua fasa, yaitu fasa gerak dan fasa diam. Salah satu teknik kromatografi yang dimana fasa gerak dan fasa diamnya menggunakan zat cair adalah HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau didalam bahasa Indonesia disebut KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)
Kromatografi cair kinerja tinggi/KCKT/biasa juga dilihat dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan klinik pemisaha yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel padasejumlah bidang antara lain: farmasi, lingkungan, bioteknlogi, polimer, dan industry-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat, analisis protein, analisis karbohidrat, dan analisis senyawa-senyawa kiral.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat (Effendy, 2004).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau High performance Liquid Chromatography (HPLC) adalah suatu alat dalam ilmu kimia yang didasarkan untuk mengukur dan menganalisis campuran dari senyawa kimia. HPLC juga merupakan suatu tehnik analisis untuk memisahkan dan menentukan larutan organik atau anorganik pada berbagai contoh khususnya pada biologi, farmasi, makanan, lingkungan industri, dan lain-lain (Djabal, 2011).
Bagian-bagian HPLC yaitu (Ardianingsih, 2010):
a.  Eluent yang berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel tersebut masuk kedalam koloni pemisah.
b.  Pompa yang berfungsi untuk mendorong eluen dan sampel tersebut masuk kedalam kolom, kecepatan alir ini dapat dikontrol dari perbedaan kecepatan bisa mengakibatkan perbedaan hasil.
c.   Injektor, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat didistribusikan masuk kedalam kolom.
d.  Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel. Ketepatan antara kolom dan eluen bisa memberikan hasil/puncak yang maksimal, begitupun sebaliknya, jika tidak ada kecocokan, maka tidak akan memunculkan puncak.
e.  Detektor, yang berfungsi membawa ion lemak kedalam detektor.
f.    Rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengola data yang masuk.
Berdasarkan jenis fase gerak  dan fase diamnya, jenis pemisahan KCKT dibedakan atas (Effendy, 2004) :
a.      Kromatografi fase normal
Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat polar, misalnya silika gel alumina, sedangkan fase geraknya non polar seperti heksane
b.      Kromatografi fase terbalik
Pada kromatografi fase terbalik, fase diamnya bersifat non polar, yang banyak dipakai adalah oktadesilsilen (ODS atau C18) dan oktilsilan (C8) sedangkan fase geraknya bersifat polar, seperti air, metanol dan asetonitril (Lestari, 2014).
Prinsip dasar HPLC adalah fase  gerak air dialirkan dengan pompa melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke datigum aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen cairan karena perbedaan kekuatan interaksi antara salut-salut terhadap fase diam akan keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen campuran  yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram (Lestari, 2014).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC (Hight Performance Liquid Chromatograhy ) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan tekhnik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel dalam sebidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru antra lain : miniaturisasi`sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat, analisis protein, analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-senyawa kiral (Rohman, 2013).
Kegunaan umum KCKT adalah untuk ; pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa bilogis ; analisis ketidakmurnian (impurities); analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil); penentuan molekul-molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit, dalam jumlah banyak, dan dalam skala industri. KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif (Rohman, 2013). 
KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis; menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi; memonitor sampel-sampel yang berasal dari lingkungan ; memurnikan senyawa-senyawa dalam suatu campuran ; memisahkan polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran; kontrol kualitas dan mengikuti jalannya reaksi sintetis (Rohman, 2013).











BAB 3 METODE KERJA
3.1 Cara Kerja (Anonim, 2016)
1.  Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal
·           Menggunakan kolom ODS (Oktadesilsilen, C18) : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm.
·           Fase gerak         : Campuran dari asetonitril : asam asetat 0,05 M (85 : 15).
·           Kecepatan alir 1 mL/menit.
Prosedur :
a.      Ditimbang 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok).
b.      Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml.
c.      Dilakukan penetapan kelima larutan standar di atas dengan HPLC.
Concentration of paracetamol standard solution mg/ 100 ml
Area of chromatographic peak
0,5044
17 994
1,009
36 109
1,513
54 121
2,018
71 988
2,522
89 984
Pers. Linear : y = 35656,585x + 80,803 : r = 1,000
d.      Timbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis, adalah 12,1891 gram
e.      Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 ml dalam labu takar dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas.
f.       Larutan, dilakukan penetapan mengunakan diperoleh luas puncak kromatogram = 45.000
g.      Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.
2.  Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazol
·           Menggunakan kolom ODS : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm.
·           Fase gerak : campuran asetonitril : buffer pH 4,0 Na. Asetat 0,1 M (70 : 30)
·           Kecepatan alir 1 mL/menit.
Prosedur :
a.      Buat larutan stok standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar.
b.      Pipet 25 ml larutan econazol stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 ml. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas.
c.      Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC.




            Concentrartion of miconazole in calibration solution mg/100ml
Area of miconazole peak
Area of econazole peak
Area miconazole
Area econazole
12,09
70 655
123 563
0,5718
16,12
96 218
125 376
0,7674
20,15
119 793
126 783
0,9449
24,18
151 310
127 889
1,183
28,21
166 673
125 436
1,329
Pers. Linear : y = 0,048x – 0,006 : r = 0,998
Data pengamatan :
§   Berat miconazol yang digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg
§   Berat krim untuk dianalisis = 1,0368 g
d.      Sampel krim yang diuji mengandung miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mh.
e.      Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 ml larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5  menit. Ekstraksi dengan 50 ml heksan dan lapisan heksan dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm.
f.       Hasil pengukuran HPLC diperoleh data, seperti berikut :
·           Luas puncak kromatogram sampel miconazol = 119 923
·           Luas puncak kromatogram pembanding econazol = 124 118
g.      Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
1.    Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal
Concentration of paracetamol standard solution mg/ 100 ml
Area of chromatographic peak
0,5044
17 994
1,009
36 109
1,513
54 121
2,018
71 988
2,522
89 984
    Pers. Liner : y = 35656,585x + 80,803; r = 1,000
    Penyiapan larutan stok
    150,5 mg                  250 ml
 

                                       25 ml              100 ml (4x)

                                                               10 ml              100 ml (10x)

     FP = 10 x 4 = 40
     Diketahui y = 35656,585x + 80,803
     r = 1,000
     x = 45000
y                                     = 35656,585x + 80,803
45.205                          = 35656,585x + 80,803
45.205 – 80,803          = 35656,585x
45124,197                    = 35656,585x
Cx                                  = 
Cx                                  = 1,2655 mg/100ml
Cx                                  = 0,012655 mg/ml
Diketahui V sampel 250 ml
    % Kadar = Vsampel.Cx. Fp  x  100 %
Berat sampel
    = 250. 0,012655 . 40 . 100 %
                   150,5 mg
    = 84,08 %
2.  Penetapan Kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazole
Concentrartion of miconazole in calibration solution mg/100ml
Area of miconazole peak
Area of econazole peak
Area miconazole
Area econazole
12,09
70 655
123 563
0,5718
16,12
96 218
125 376
0,7674
20,15
119 793
126 783
0,9449
24,18
151 310
127 889
1,183
28,21
166 673
125 436
1,329

Data pengamatan :
§  Berat miconazol yang digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg
§  berat krim untuk dianalisis = 1,0368 g
   Pers. Liner : y = 0,048 x – 0,006 ; r = 0,998
   r = 0,998

x = Luas puncak kromatografi miconazol
Luas puncak kromatografi econazol
x =    119 923
       124 118
                                                   x =  0,966
y                         = 0,048 x – 0,006
0,966 + 0,006 = 0,048 x
0,972                 = 0,048 x
Cx                = 
Cx                = 20,259 mg/ 100ml
Cx                = 0,20254 mg/ ml
Diketahui V sampel       = 100 ml
                  Berat sampel = 201,5 mg
% Kadar = Vsampel. Cx . Fp  x  100 %
Berat sampel
= 100. 0,20254. 1. 100 %
              210,5 mg
= 10,5 %















4.2 Pembahasan
KCKT (kromatografi cair kinerja tinggi) atau HPLC (High performance Liquid Chromatography/ High Pressure Liquid Chromatography) merupakan metode kimia dan fisikokimia untuk memisahkan dan menentukan larutan organik atau anorganik dimana fase gerak berupa cairan dan fase diam berupa cairan maupun padatan.
HPLC merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa dengan fase diamnya. HPLC digunakan untuk mengukur suatu senyawa yang tidak mudah menguap. Selanjutnya senyawa yang mudah menguap digunakan di HPLC. HPLC sangat peka dalam melakukan pengukuran.
Bagian-bagian HPLC dibagi menjadi enam bagian yaitu :
1.  eluen, berfungsi sebagai fase gerak yang membawa sampel masuk kedalam kolom.
2.  pompa, berfungsi mendorong eluent dan sampel masuk kedalam kolom
3.  injektor, berfungsi sebagai tempat memasukkan sampel dan dapat didistribusikan masuk kedalam
4.  kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel
5.  detektor, untuk membaca ion yang lewat dalam detektor
6.  rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengolah data yang masuk.
Perbedaan HPLC fase terbalik dan fase normal yaitu
a.    Kromatografi fase normal
·      Fase diamnnya mempunyai sifat polar (silika gel, alumina)
·      Fase geraknya bersifat non polar (heksan).
b.    Kromatografi fase terbalik,
·      fase diamnnya mempunyai sifat nonpolar (ODS atau C18 dan C8)
·      fase geraknya bersifat polar (air, metanol, dan asetonitril).
Adapun prinsip dari HPLC ialah adanya distribusi komponen-komponen dalam fase diam dan fase gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan.
Cara kerja pada penetapan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu dengan menggunakan kolom ODS (Oktadesilsilen, C18) : diameter 4,6 mm danpanjang 150 mm. Fase gerak           : Campuran dari asetonitril : asam asetat 0,05 M (85 : 15). Dan memiliki kecepatan alir 1 mL/menit.
Prosedur pada penetapan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu  pertama-tama ditimbang 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok). Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml. Dilakukan penetapan kelima larutan standar di atas dengan HPLC. Timbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis, adalah 12,1891 gram Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 ml dalam labu takar dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. Larutan, dilakukan penetapan mengunakan diperoleh luas puncak kromatogram = 45.000. Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.
Cara kerja pada penetapan kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazol yaitu menggunakan kolom ODS : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm. Fase gerak : campuran asetonitril : buffer pH 4,0 Na. Asetat 0,1 M (70 : 30). Memiliki kecepatan alir 1 mL/menit.
Prosedur pada penetapan kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazol yaitu pertama-tama buat larutan stok standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar. Pipet 25 ml larutan econazol stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 ml. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas. Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC. Sampel krim yang diuji mengandung miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mh. Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 ml larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5  menit. Ekstraksi dengan 50 ml heksan dan lapisan heksan dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm. Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
Adapun hasil yang di dapatkan yaitu pada kadar parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu 84,08% dan untuk kadar miconazole dengan metode standar internal econazol adalah 10,5%.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2015. Penuntun Praktikum Analisis Instrumen. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Ardianingsih, Retno. 2010. Penggunaan High Performance Liquid Cromatography (HPLC) dalam Proses Analisis Deteksi Ion. Bidang material Dirgantara: Pusterapan Lapan

Djabal, Nur Basi. 2011. High Performance Liquid Cromatography Farmasi. ITB: Bandung

Effendy, De Lux Putra. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam Bidang Farmasi. USU: Sumatera Utara

Lestari, Wahyuni Sri.2014. Validasi Metode Penetapan Kadar Aliskiren dalam Plasma darah secara In Vitro Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Rohman, Abdul., 2013, Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar : Jakarta























BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan hasil yang di dapatkan yaitu pada kadar parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu 84,08% dan untuk kadar miconazole dengan metode standar internal econazol adalah 10,5%.
5.2 Saran
Agar laboratorium menyediakan alatnya sehinnga kita dapat melakukan praktikum HPLC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar