Rabu, 31 Oktober 2018

KLT part 1


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fitokimia adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang berbagai senyawa organik yang terdapat tumbuhan, yaitu tentang metabolit – metabolit, struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolisme, serta penyebaran secara alami dan fungsi dari senyawa organik tersebut.
Dalam ruang lingkup farmakognosi – fitokimia proses untuk mendapatkan suatu hasil berupa ekstrak perlu dilakukan yang namanya ekstraksi. Senyawa yang terdapat pada sampel berupa metabolit – metabolit sekunder. Metabolit sekunder tersebut berupa alkaloid, flavonoid, tanin, steroid, saponin, minyak atsiri dan lain sebagainya.
Beberapa metode kromatografi diantaranya adalah kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis atau yang biasa disebut KLT. Kromatografi kertas sebagai penyerap digunakan sehelai kertas dengan  susunan serabut  pada lapisan selulosa yang lazim, menyebabkan lebih banyak terjadi difusi ke samping  dan bercak lebih besar.
Pada praktikum ini kita akan lakukan identifikasi golongan komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dari ekstrak n – Heksan dan n – butanol sampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr.

B. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara identifikasi komponen ekstrak n – Heksan dan n – butanol sampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr) secara kromatografi lapis tipis.
C. Tujuan Percobaan
Identifikasi komponen kimia ekstrak n – Heksan dan n – butanol sampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr. secara kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis dengan melihat warna noda dan nilai Rf nya.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Uraian Tanaman
1.  Klasifikasi Mali-mali  (Warintek, 2011)
Divisio           : Spermatophyta
Subdivisio     : Angiospermae
Clasis            : Dicotyledoneae
Ordo               : Rhamnales
Familia          : Leeaceae
Genus           : Leea
Spesies         : Leea indica (Burm. f.) Merr
2.  Nama Lain
Girang memiliki nama lain seperti; ginggiyang (sunda), girang (jawa tengah), Jirang (Madura), Kayu ajer perempuan (Melayu), Mali-mali (Makassar), Uka (Maluku) (Depkes RI, 2001).
3.  Morfologi Tanaman
Tumbuhan Girang merupakan tumbuhan perdu, tahunan, tingginya 1 - 3 m. Batang tumbuhan ini berkayu, bercabang, bentuk bulat, masih muda berambut, dan hijau. Daun tumbuhan majemuk, anak daun lanset, bertangkai pendek, tepi daun bergerigi, ujung daun runcing, pangkal membulat, panjangnya 6-25 cm, lebarnya 3-8 cm, berambut dan berwarna hijau. Bunga tumbuhan majemuk bentuk malai, kelopak bulat telur, panjang 2-5 cm, kuning keputih-putihan. Buahnya berbentuk bulat diameter ± 12 mm, masih muda hijau dan setelah tua ungu kehitaman dengan biji kecil bentuk sagitiga dan berwarna putih kekungingan. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berakar tunggal dengan warna cokelat muda (Depkes RI, 2001).
4.  Kandungan Kimia
a.  Flavonoid
Kandungan kimia tumbuhan Daun, buah dan akar mali-mali mengandung flavonoida (Warintek, 2011).
Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni, dan biji (Markham, 2005).
Kerangka dasar flavonoid dan system penomoran untuk turunan flavonoid. Flavonoid sangat dimungkinkan dalam sejumlah pengobatan tradisional yang substansinya belum diketahui akan tetapi menunjukkan isi zat aktifnya flavonoid. Flavonoid berkhasiat sebagai antiinflamasi anti alergi, antithrombolik, vasoprotektif sebagai penghambat promoter tumor dan untuk proteksi pada mukosa saluran cerna atau gastric. Efek-efek tersebut berhubungan  dengan pengaruh flavonoid pada metabolisme asam arakhidonat (Evans, 2002).
b.  Tanin
Tanin merupakan substrat kompleks yang biasanya terjadi sebagai campuran polifenol yang sulit diseparasi karena tidak dapat dikristalkan. Tanin dapat tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae khusunya dalam jaringan kayu. Dalam dunia kesehatan tannin digunakan sebagai astringen yang mengakibatkan pengurangan bengkak (edema), radang dan sekresi pada gastrointestinal dan pada abrasi kulit (Dalimartha, 2001).
c.    Steroid/ triterpenoid
Steroid merupakan lemak yang dikarakteristikan mempunyai kerangka karbon yang dihubungkan dengan empat cincin (Anonim, 2006).
Sebagian besar senyawa steroid dan terpenoid adalah senyawa non polar, karena itu dapat dipisahkan dari komponen tumbuhan yang polar dengan mengestraksi menggunakan pelarut seperti benzene atau eter (Dalimartha, 2001).
d.      Saponin
Disamping itu daun dan akarnya mengandung saponin, daunnya mengandung polifenol, buah serta akarnya juga mengandung tannin (Warintek, 2011).
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah (Dalimartha, 2001).
e.    Manfaat Tanaman
Daun Leea indica berkhasiat sebagai obat kepala pusing  (Warintek, 2011).
Daun Leea indica berkhasiat sebagai obat kepala pusing. Untuk obat kepala pusing dipakai ± 7 gram daun segar Leea indica, dicuci ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada pelipis kanan dan kiri (Rahman, et al, 2012).
B.    Uraian Praktikum
Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas chromatography adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan chromatography adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain , suatu padat, atau suatu 'gel' agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David. 2001).
Adsorpsi Chromatography telah membantu untuk menandai komposisi kelompok minyak mentah dan produk hidrokarbon sejak permulaan abad ini. Jenis dan sanak keluarga jumlah kelas hidrokarbon tertentu di (dalam) acuan/matriks dapat telah a efek dalam pada atas pencapaian dan mutu dari produk hidrokarbon dan dua orang metoda test standard telah digunakan sebagian besar dari tahun ke tahun (ASTM D2007, ASTM D4124). (Speight, 2006)
Pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang melibatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase geraknya berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fase diam pada KLT sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007).
Pemisahan komponen kimia berdasarkan pada proses terjadinya eksitasi dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi akibat adanya penyerapan radiasi dalam daerah UV-Visibel oleh suatu molekul yang memiliki ikatan rangkap yang terkonjugasi  atau gugus kromofor yang terikat dengan gugus auksokrom (Mufidah, 2001).
BAB III
 METODE PRAKTIKUM
A.   Alat dan Bahan
1.     Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah batang pengaduk, vial, cawan porselin, sendok tanduk, gelas ukur, vinset, alat UV.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah ekstrak n – Heksan dan n – butanol sampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr, methanol, eluen (n – Heksan dan etil asetat), alumunium foil, lempeng silica dan tissue.
B. Prosedur Kerja (Anonim, 2016)
a. penyiapan Lempeng KLT dan Penjenuhan Chamber
1.    Penyiapan Lempeng Silika gel
·      Lempeng silica gel F254 yang berukuran 20 x 20 cm. dipotong dengan ukuran 8 cm x 1 cm (untuk satu ekstrak).
·      Lempeng diberi garis penotolan menggunakan pensil 3b pada bagian bawah dengan 1 cm dan garis bagian atas 0,5 cm dari bagian atas.

2.    Penjenuhan chamber
·      Disiapkan dua buah chamber yang bersih lengkap dengan penutupnya.
·      Chamber (1) dan chamber (2) diisi dengan eluen dengan kepolaran yang berbeda.
·      Kemudian dimasukkan potongan kertas saring yang panjangnya lebih dari tinggi chamber dan kemudian di tutup.
·      Eluen dibiarkan hingga naik melalui kertas saring hingga melewati penutup kaca (chamber dianggap telah jenuh).
b. Penotolan Sampel pada Lempeng
1.    Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.    Ekstrak n – Heksan (dilaturkan dengan methanol), ekstrak n – butanol (dilarutkan dengan methanol).
3.    Ektrak diambil dengan menggunakan pipa kapiler, kemudian ditotolkan hati – hati pada lempeng yang telah disiapkan (jika memungkinkan untuk tujuan kuantitatif gunakan mikropipet sebanyak 5 – 20 mikroliter).
4.    Lempeng yang telah ditotol diangin – anginkan sebentar untuk menguapkan pelarutnya lalu dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan.
5.    Bila eluen telah mencapai batas atas dari lempeng silica gel, maka lempeng tersebut dapat dikeluarkan.
6.    Amati secara langsung dan dengan menggunakan penampak bercak UV254 dan UV366.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.    Sampel 1 (ekstrak n – Heksan)
Nama simplisia                           : Daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.)
Uji pendahuluan mengandung: Alkaloid dan steroid
Fase diam                                   : Lempeng silica
Fase gerak                                  : Eluen
Ukuran lempeng                                    : 7 cm x 1 cm
Table perhitungan nilai Rf warna dan komponen kimia teridentifikasi pada penampak bercak yaitu :

No

Bercak
Bercak noda
UV
254
UV
366

noda

Rf
Warna
Rf
Warna

1

n - Heksan

Ada

0,81


Hijau
0,6
0,8
0,85

Kecoklatan

2.    Sampel 2 (ekstrak n – butanol)
Nama simplisia                           : Daun mali-mali (Leea indica (Burm. F.)
Uji pendahuluan mengandung: Alkaloid dan steroid
Fase diam                                   : Lempeng silica
Fase gerak                                  : Eluen
Ukuran lempeng                                    : 7 cm x 1 cm
Table perhitungan nilai Rf warna dan komponen kimia teridentifikasi pada penampak bercak yaitu :
No
Ekstrak
Bercak noda
UV
254
UV
366



Rf
Warna
Rf
Warna

1

n – butanol

Ada

1,09

Hijau
0,72
0,90
1,09

Kecoklatan

B. Pembahasan
Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas chromatography adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan chromatography adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain , suatu padat, atau suatu 'gel' agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain.
Pada identifikasi golongan komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis dilalukan dengan menggunakan ekstrak n – Heksan dan n – butanol sampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr.
Pertama dilakukan adalah disiapkan lempeng silica yang telah dipotong dengan ukuran 7 cm x 1 cm. Kemudian disiapkan 2 buah chamber yang akan diisi dengan eluen dimana eluen yang akan dibuat dengan perbandingan 7:3 yang 7 adalah n – Heksan dan 3 adalah etil asetat. Setelah chamber diisi dengan eluen lalu dimasukkan kertas saring sampai cairan eluen naik dan melewati tutup chamber maka eluen sudah dapat dikatakan jenuh.
Larutkan ekstrak sampel dengan menggunakan methanol, lalu totol pada lempeng silica setelah itu masukkan kedalam chamber yang berisi eluen dan diamkan sampai eluen mencapai batas tanda. Setelah mencapai batas angkat lempeng dan letakkan pada UV254 dan UV366. Amati bercak noda yang terlihat pada lampu UV tersebut.
Setelah diamati dibawah lampu UV dan dihitung nilai Rf nya didapatkan hasil yaitu pada ektrak n – Heksan terdapat bercak noda dimana pada UV254 warna dari bercaknya hijau dengan nilai Rf yaitu 0,81 dan pada UV366 warna dari bercaknya kecoklatan dengan nilai Rf yaitu 0,6, 0,8 dan 0,85 dengan tiga bercak noda.
Dan pada ektrak n – butanol terdapat bercak noda dimana pada UV254 warna dari bercaknya hijau dengan nilai Rf yaitu 1,09 dan pada UV366 warna dari bercaknya kecoklatan dengan nilai Rf yaitu 0,72, 0,90 dan 1,09 juga dengan tiga bercak noda.










BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ektrak n – Heksan pada UV254 warna bercaknya hijau dengan nilai Rf 0,81 dan pada UV366 warna bercaknya kecoklatan dengan nilai Rf yaitu 0,6, 0,8 dan 0,85 dengan tiga bercak noda.
2. Ektrak n – Heksan pada UV254 warna bercaknya hijau dengan nilai Rf 1,09 dan pada UV366 warna bercaknya kecoklatan dengan nilai Rf yaitu 0,72, 0,90 dan 1,09 juga dengan tiga bercak noda.
B. Saran
Sebaiknya praktikan dapat lebih hati – hati ketika melakukan praktikum agar dapat meminimalisir kesalahan dan tidak terjadinya kerusakan pada alat.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I. Makassar, Universitas Muslim Indonesia.
Dalimartha, S, 2001, Atlas Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, 130-132, Trubus Agriwidya, Jakarta.identfikasi Flavonoid 1-34, Penerbit ITB, Bandung.
David, C. 2001. Gas Cromatography. Kogan Page. London.
Depkes RI, 2001, Pelayanan Informasi Obat, Departemen Kesehatan RI,   Jakarta.
Evan. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis).

Iskandar, M.J. 2007. Pengantar Kromatografi Edisi Kedua. Penerbit ITB. Bandung.
Markham, K.R., 2005, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata.
Muhfida, M.W. 2001. “Panduan Praktikum Analisis Fitokimia”. Laboratorium         Farmakologi Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas          Padjadjaran. Bandung.
Rahman, R. A., H. J. Edy, A. Yudistira. 2012. Isolasi Dan Identifikasi            Flavonoid      Dalam Daun Lamun (Syringodium Isoetifolium).          
Speight, H. M,. Absorption Kromatography. Academic Press. New York.






LAMPIRAN
SKEMA KERJA
1)    Penjenuhan Chamber
2 buah chamber


 


Diisi dengan eluen yang berbeda

Dimasukkan kertas saring


 


Ditutup


 


Dibiarkan hingga jenuh
2)    Penotolan sampel lempeng
Alat dan bahan

Dilarutkan ektrak

Diambil ektrak

Ditotol pada lempeng

Dimasukkan dalam chamber


Diamkan sampai batas tanda

Amati bercak noda
PERHITUNGAN
1). n – Heksan
·         UV254
Rf  = Jarak yang ditempuh senyawa terlarut
                  Jarak yang ditempuh pelarut
      = 4,5               => 0,81
         5,5
·         UV366
Bercak pertama
= 3,3               => 0,6
   5,5
Bercak kedua
= 4,4               => 0,8
   5,5
Bercak ketiga
= 4,7               => 0,85
   5,5
2). n - butanol
·         UV254
Rf  = Jarak yang ditempuh senyawa terlarut
                  Jarak yang ditempuh pelarut
      =   6                 => 1,09
         5,5
·         UV366
Bercak pertama
=  4                  => 0,72
   5,5
Bercak kedua
=  5                  => 0,90
   5,5
Bercak ketiga
=   6                 => 1,09
   5,5


















GAMBAR
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar