BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu kimia kita selalu mempelajari
mengenai bahan dan senyawa. Dalam ilmu kimia tersebut
kita mengenal salah satu bagiannya yaitu kimia organik dimana kita akan mempelajari senyawa organik, yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur
karbon, hidrogen dan dengan atau tanpa oksigen.
Penggolongan senyawa organik atas dasar gugus
fungsional terbagi kedalam tiga kelompok yaitu kelompok yang pertama terdiri dari alkohol( alkanol), fenol, dan eter
(alkosialkana). Kelompok yang kedua meliputi aldehid( alkanal) dan keton
(alkanon), sedangkan kelompok yang ketiga merupakan senyawa karboksilat
(alkanoat) dan turunannya. Identifikasi senyawa organik sering di lakukan di
dalam pratikum kimia terlebih dalam kimia organik, senyawa-senyawa tersebut
dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi, dengan cara kelarutan, maupun isolasi
bahan-bahan alam.
Terdapat banyak metode penentuan
persentase bobot dari unsur-unsur dalam suatu senyawaan, bergantung terhadap
berbagai macam senyawa dan unsur penyusunnya. Dua metode klasik yaitu analisis pengendapan dan analisis pembakaran, adapun
metode analisis pembakaran masih digunakan secara meluas. Penentuan
nilai DBE (double-bond equivalents) dapat digunakan untuk memperkirakan berapa
banyak ikatan rangkap atau sistem lingkar.
Adapun pada awalnya, tujuan utama kimia
analisis adalah terkait dengan penentuan komposisi suatu senyawa dalam suatu
bahan atau sampel yang lazim atau biasa disebut dengan kimia analisis
kualitatif.
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Umum
Pada
larutan yang terdiri atas sedikitnya suatu komponen cairan dengan kata lain,
larutan dari gas-cairan, cairan-cairan, dan padatan-cairan. Kimiawan juga
mmbedakan larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut (Chang,
2005).
Suatu
zar dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas
itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut
dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh.
(Yazid, 2005).
Senyawa
dengan dua gugus hidroksil berseblahan dinamakan glikol. Contoh yang paling
penting adalah etilena glikol. Senyawa-senyawa denga gugus hidroksil lebih dari
dua juga dikenal, misalnya gliserol dan sorbitol, yang merupakan bahan
perdagangan penting. Aldehid dan keton umumnya mengalami reaksi pada gugus
karbonil. Untuk menjelaskan kenyataan tersebu, dalam bagian ini dijelaskan
struktur dan sifat-sifat dari gugus karbonil (Rasyid, 2006).
Alkanal
merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain. Golongan ini
dikenal pula sebagai golongan aldehid
(aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling
dikenal dari golongan ini adalah metanal
atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin. Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah
gugus karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua
atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil.
Keton memiliki rumus umum: R1(CO)R2 (Anam, 2013).
Telah dilakukan penelitian untuk analisis gugus fungsi
pada sampel uji (katalis, bensin dan spiritus) dengan menggunakan spektroskopi
FTIR. Analisis gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita
absorbsi yang terbentuk pada spektrum infra merah menggunakan tabel korelasi
dan menggunakan spektrum senyawa pembanding (yang sudah diketahui). Dengan
demikian diharapkan identifikasi gugus fungsi dapat dilakukan dengan efektif.
Sepektrum sampel bensin menunjukkan bahwa terdapat gugus metil (CH3), gugus
alkana, senyawa benzena yang ditunjukkan dengan vibrasi uluran C–H dan cincin
aromatik (C=C). Spektrum sampel spiritus diketahui adanya gugus hidroksil dari
senyawa alkohol dengan munculnya pita lebar di atas 3000–3500 cm-1 dan pita
pada 1000–1100 cm-1. Sedangkan dari spektrum sample uji (katalis) menunjukkan
bahwa sample uji mengandung gugus hidroksil (O–H) dari jenis alkohol primer,
gugus metil (CH3), ikatan rangkap tiga (C≡C–H),
gugus nitril (R–C≡N), ikatan rangkap dua C=C dan C–N (Anam, 2013).
Gugus fungsi merupakan gugus atom dalam molekul
yang menentukan ciri atau sifat utama sehingga senyawa ini digolongkan pada kelompok
tertentu; misalnya gugus –OH pada atom karbon jenuh menggolongkan senyawa itu
dalam kelompok alkohol (Eramedia, 2008).
Spektroskopi
telah lama digunakan dalam mendiskripsikan cabang dari ilmu yang berdasarkan
dari resolusi radiasi visible menjadi panjang gelombang. Dengan berjalannya
waktu, bagaimanapun, hubungan yang dinyatakan secara luas yang mencakup
pelajaran yang menyangkut radiasi elektromagnetik, contoh terakhir adalah
massa, elektron, dan spektroskopi akustik (Douglas, 2006).
Spektrum inframerah ditemukan secara luas untuk aplikasi
analisis kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan tunggal ini penting untuk
mengidentifikasi senyawa organic yang umumnya lengkap dari suatu spectra dan
menghasilkan angka maksimal dan minimal yang biasanya untuk tujuan perbandingan
(Douglas, 2006).
Supaya terjadi peresapan radiasi inframerah, maka ada
beberapa hal yang perlu dipenuhi, yaitu (Douglas, 2006):
1. Absorpsi
terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi molekul ke tingkat
energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorbsi adalah terkuantitasi
2. Vibrasi
yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi elektromagnetik
yang diserap
3. Proses
absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik nilai
maupun arah dari momen dua kutub ikatan
Spectrometer
massa dikembangkan dari pengetahuan yang dimulai pada abad ini dari ion positif
dalam megnetik dan bidang elektrostatik. Selama dua periode, metode ini telah
ditemukan kembali dan dikebangkan kembali dengan perhatian yang sangat penting
terhadap keadaan isotopik dari berbagai elemen (Douglas, 1985).
NMR
merupakan salah satu alat kuat yang sering pada ilmu kimia dan biokimia untuk
elusidasi struktur terhadap senyawa organik maupun anorganik. Ini juga sering digunakan
dalam identifikasi absorbsi kuantitatif (Douglas, 2006).
Suatu
spektrum dekopling-proton adalah dimana spektrum 13C tidak
terkopling dengan 1H sehingga tidak menunjukkan pemisahan spin-spin.
Karena tidak ada peruraian dalam suatu spektrum dekopling-proton, maka isyarat
tiap kelompok karbon yang ekuivalen secara magnetik akan muncul sebagai suatu
singlet. Dengan menghitung banyaknya peak dalam spektrum, maka dapat ditentukan
banyaknya macam karbon tak-ekuivalen dalam sebuah molekul analit (Muzakkir,
2012)
Dalam suatu spectrometer NMR, radio frekuensi dibuat tetap
pada 60 MHz, sedangkan Ho diubah-ubah dalam suatu range kecil dan frekuensi
absorpsi direkam untuk berbagai harga Ho. Jadi spektrum NMR ialah grafik dari
banyaknya energy yang diserap (I, intensitas) versus kuat medan magnet
(Muzakkir, 2012).
BAB
3 PEMBAHASAN
Gugus fungsi merupakan gugus atom
dalam molekul yang menentukan ciri atau sifat utama sehingga senyawa ini
digolongkan pada kelompok tertentu; misalnya gugus –OH pada atom karbon jenuh
menggolongkan senyawa itu dalam kelompok alkohol.
NMR merupakan salah satu alat kuat yang sering pada ilmu
kimia dan biokimia untuk elusidasi struktur terhadap senyawa organik maupun
anorganik.
Spektroskopi merupakan metode yang paling handal dalam
penyidikan serta penyingkapan struktur senyawa organik, namun kekurangan metode
ini belum dapat menentukan rumus molekul.
Jika kita telah mengetahui rumus molekul senyawa organik,
maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai DBE (double-bond equivalents)
atau derajat ketidakjenuhan menggunakan persamaan Dudley H. William and lan
Fleming untuk memperkirakan berapa banyak ikatan rangkap atau sistem lingkar
yang mungkin ada.
Kurva hubungan antara transmitan dengan panjang gelombang
atau bilangan gelombang dan ini yang dimaksud dengan spektrum inframerah.
Posisi atom-atom tidak dapat ditentukan dengan pasti
dikarenakan atom terus menerus bergetar sehingga menyebabkan bentuk vibrasi.
Metode-metode yang digunakan yaitu IR, CNMR dan HNMR. Dimana
fungsi dari metode-metode ini yaitu IR digunakan untuk menentukan gugus fungsi,
metode CNMR digunakan untuk menentukan atom karbon dan metode HNMR digunakan
untuk menentukan atom H.
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. IR digunakan untuk menentukan gugus
fungsi pada suatu senyawa
2. CNMR digunakan untuk menentukan atom
C pada suatu senyawa
3. HNMR digunakan untuk menentukan atom
H pada suatu senyawa
4.2 Saran
Adapun
saran pada diskusi ini yaitu agar praktikan lebih menyimak diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Anam,
Sirojudin Dan K Sofjan Firdausi. 2007. Analisis Gugus Fungsi Pada Sampel Uji,
Bensin, Dan Spiritus Menggunakan Metode Spektroskopi FTIR. Vol. 10,
Diakses Pada 11 Juni 2013.
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rasyid, Muhaidah. 2006. Kimia Organik I. Makassar: Jurusan Kimia
FMIPA UNM.
Tim Eramedia. 2008. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Eramedia
Publisher
Yazid,
Einstein. 2005. Kimia Fisika. Yogyakarta: Andi.
Sudjadi.
2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar: Yogyajakarta.
Skoog, Douglas A. 2006. Principles of Instrumental Analysis 3rd
edition. Saunders College Publishing: New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar