BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sekarang ini
banyak tanaman yang sering digunakan sebagai
obat. Pada saat itu orang hanya tahu suatu khasiat tanaman berdasarkan dari
cerita orang yang lebih tua seperti dari ibu ke anaknya. Suatu tanaman obat
sering mempunyai khasiat yang berbeda dari tiap daerah.
Pada zaman sekarang ini orang kembali lagi menggeluti bahan alam sebagai
bahan penting dalam membuat obat. Para ahli sekarang ini telah memulai meneliti
kembali tanaman obat untuk mengetahui khasiat yang lebih mendalam dari tanaman
tersebut.
Ada beberapa kasus, dimana masyarakat menggunakan suatu obat, yang ternyata
setelah diketahui zat aktifnya melalui ekstraksi dan identifikasi komponen
kimia, ternyata memberikan efek yang berlawanan, hal ini tentunya membahayakan
bagi jiwa manusia. Kita perlu mengetahui arti dari Penguapan
atau evaporasi yang dimana proses
perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi
gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya
penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Oleh karena itu
masyarakat dianggap perlu pengetahuan
yang cukup untuk mengenal berbagai macam tumbuhan yang berkhasiat obat, mulai
dari morfologi, kegunaan, prinsip-prinsip ekstraksi, isolasi dan identifikasi
komponen kimia yang terdapat dalam suatu simplisia, khususnya bagi seorang
farmasis. Dan pada laporan ini, akan
diidentifikasi komponen kimia sampel daun raja, dengan terlebih dahulu di ekstraksi.
B. Maksud
Adapun
maksud dari praktikum ini yaituuntuk melakukan penguapan pada sampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr)
dengan metode rotavapor.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk menentukan bobo ekstrak padasampel daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.) Merr)
dengan metode rotavapor.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Uraian Tanaman
1.
Klasifikasi
(Warintek,2011)
Kingdom :Plantae
Devisio :Spermatophyta
Subdiviso :Angiospernae
Class :Dicotyledonae
Ordo :Rhumnales
Family :Leeaceae
Genus :Leea
Spesies :Leea indica (Burm.
F.) Merr.
2.
Nama
Lain
Daun girang (Leea
indeca L) memiliki nama lain seperti : ginggiyang (Sunda), girang (Jawa
tengah), jirang (Madura), kayu ajer perempuan (Melayu), mali-mali (Makassar,
uka (Maluku) (Depkes RI,2001).
3.
Morfologi
Tanaman
Tumbuhan daun girang (Leea
indica L) merupakan tumbuhan perdu, tahunan tingginya 1 -
3m. Batang tumbuhan ini berkayu, bercabang, bentuk bulat, masih muda merambat
dan hijau. Daun tumbuhan majemuk, anak daun lanset, bertangkai pendek, tapi
daun bergerigi, ujung daun runcing, pangkal membulat, panjangnya 6-25 cm,
lebarnya 3-8 cm, berambut dan berwarna hijau. Bunga tumbuhan majemuk, bentuk
malai, kelopak bulat telur, panjang 2-5 cm, kuning keputih-putihan. Buahnya
berbentuk bulat, diameter ±12mm, masih muda hijau dan setelah tua ungu
kehitaman dengan biji kecil, bentuk segitiga dan berwarna putih kekuningan.
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berakar tunggal dengan warna coklat muda (Depkes
RI, 2001).
4.
Kandungan
Kimia
a. Flavonoid
Kandungan
kimia tumbuhan daun, buah dan akar mali-mali mengandung flavonoida (Warintek,
2011).
Flavonoid
merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan sebenarnya terdapat pada semua
bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga,
buah buni, dan biji (Markham,2005).
b. Tanin
Tanin
merupakan substrat kompleks yang biasanya terjadi sebagai campuran polifenol
yang sulit diseparasi karena tidak dapat di kristalkan. Tanin dapat tersebar
luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae khususnya dalam jaringan
kayu. Dalam dunia kesehatan tanin digunakan sebagai astringen yang
mengakibatkan pengurangan bengkak (edema), radang dan sekresi pada
gastrointestinal dan pada abrasi kulit (Dalimartha, 2001).
c. Steroid
Sebagian
besar senyawa steroid dan terpenoid adalah senyawa non polar, karena itu dapat
dipisahkan dari komponen tumbuhan yang polar dengan mengekstraksi menggunakan
pelarut seperti benzene atau eter (Dalimartha, 2001).
d. Saponin
Disamping
itu daun dan akarnya mengandung saponin, daunnya mengandung polifenol, buah
serta akarnya juga mengandung tanin (Warintek, 2011).
5. Manfaat Tanaman
Daun mali-mali atau daun girang (Leea indica L) berkhasiat sebagai sebagai obat pusing kepala
(Warintek, 2011).
Daun mali-mali atau daun girang (Leea indica L) berkhasiat sebagai pusing kepala. Untuk obat pusing
kepala dipakai ± 7 gram daun segar mali-mali, dicuci ditumbuk sampai lumat,
kemudian di tempelkan pada pelipis kanan dan kiri (Rahman, 2012).
B.
Uraian Percobaan
Penguapan ekstrak
dimaksudkan untuk mendapatkan konsistensi ekstrak yang lebih pekat. Tujuan
dilakukannya penguapan yaitu untuk menghilangkan cairan penyari yang digunakan,
agar padaekstraksi corong pisah hanya didapat dua lapisan (Harborne, 2007).
Pada dasarnya ekstrak yang
akan dihasilkan dapat berupa, ekstrak cair, ekstrak kental dan ekstrak kering.
Ekstrak cair adalah ekstrak yang
diperoleh dari hasil penyarian bahan alam yang masih mengandung larutan
penyari, ekstrak kental adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan, dan
sudah tidak mengandung cairan penyari lagi, tetapi konsistensinya masih dalam
cairan pada suhu kamar, dan ekstrak kering adalah ekstrak yang telah mengalami
proses penguapan, dan tidak lagi mengandung cairan penyari dengan konsistensi
padat pada suhu kamar (Harborne, 2007).
Metode
Penguapan (Sudjadi, 2006) :
a. Penguapan sederhana dimana
menggunakan pemanasan.
b. Penguapan pada tekanan yang
diturunkan.
c. Penguapan dengan aliran gas
d. Penguapan beku kering
e. Penguapan dengan vakum desikator
f. Penguapan dengan oven.
Beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi penguapan (Dirjen POM, 1986) :
a. Suhu berpengaruh pada kecepatan
penguapan, makin tinggi suhu makin cepat penguapan. Disamping mempengaruhi
kecepatan penguapan, suhu juga berperanan terhadap kerusakan bahan yang
diuapkan. Banyak glikosida dan alkaloida terurai pada suhu di bawah 100oC.
b.
Hormon,
enzim dan antibiotic lebih peka lagi terhadap pemanasan. Karena itu pengaturan
suhu sangat ppenting agar penguapan dapat berjalan cepat dan kemungkinan
terjadinya peruraian dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk zat-zat yang peka
terhadap panas dilakukan penguapan secara khusus misalnya dengan pengurangan
tekanan dan lain-lain.
c. Waktu Penerapan suhu yang relatif
tinggi untuk waktu yang singkat kurang menimbulkan kerusakan dibandingkan
dengan bila dilakukan pada suhu rendah tetapi memerlukan waktu lama.
d. Kelembaban Beberapa senyawa kimia
dapat terurai dengan mudah apabila kelembabannya tinggi, terutama pada kenaikan
suhu. Beberapa reaksi peruraian seperti hidrolisa memerlukan air sebagai medium
untuk berlangsungnya reaksi tersebut.
e. Cara Penguapan Bentuk hasil akhir
seringkali menentukan cara penguapan yang tepat. Panci penguapan dan alat
penyuling akan menghasilkan produk bentuk cair atau padat. Penguapan lapis
tipis menghasilkan produk bentuk cair. Umumnya cara pemekatan tidak dilakukan
dengan lebih dari satu cara.
Pembagian
Ekstrak(Ditjen POM, 1979)
a) Ekstrak cair : adalah ekstrak yang
diperoleh dari hasil penyarian bahan alam masih mengandung larutan
penyari.
b) Ekstrak kental : adalah ekstrak yang
telah mengalami proses penguapan, dan tidak mengandung cairan penyari lagi,
tetapi konsistensinya tetap cair pada suhu kamar.
c)
Ekstrak
kering : adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dam tidak
mengandung pelarut lagi dan mempunyai konsistensi padat (berwujud kering)
Secara umum,
tujuan ekstraksi adalah (Rachman, 2009):
2.
Bahan
diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin
3.
Organisme
yang digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara
dididihkan dalam air
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi
dalam menguji organisme untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas
biologi khusus.
Sebenarnya cara yang paling
efektif pada proses penguapan yaitu dengan menggunakan Rotari Vacum Evaporator (Ratavapor),
prinsip kerja dari alat ini yaitu berdasarkan pada peningkatan suhu dalam ruang
rotavapor, dengan demikian proses pengeringan berlangsung dengan cepat
(Harborne, 2007).
Prinsip kerja dari rotavapor
yaitu, penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran labu alas bulat, dan cairan penyari dapat menguap 5-10 oC
dibawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh adanya penurunan tekanan. Dengan
bantuan pompa vakum uap larutan penyari akan menguap pada kondensor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang
ditampung dalam labu alas bulat penampung (Harborne, 2007).
Keuntungan dari penggunaan
rotavapor yaitu proses penguapan dapat berlangsung dengan cepat dan dengan
kualitas ekstrak yang lebih baik, dalam artian alat ini bersifat efektif dan
efisien. Selain itu alat ini pun memiliki kelemahan, yakni tidak cocok untuk
sampel yang mengandung saponin karena akan terjadi frooting pada saat rotavapor
bekerja (berputar) (Harborne, 2007).
Di
dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk
(Wirakartakusuma, 2009) :
a. Meningkatkan konsentrasi atau
viskositas larutan sebelum di proses lebih lanjut sebagai contoh pada pengolahan
gula diperlukan proses pengentalan sebelum proses kristalisasi, spray drying,
drum drying, dan lainnya.
b. Memperkecil volume larutan sehingga
dapat menghemat biaya pengepakan, penyimpanan dan transportasi
c. Menurunkan aktivitas air dengan cara
meningkatkan konsentrasi solid terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya
pada pembuatan suatu kental manis.
Penguapan dapat
terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas
bulat dibantu dengan penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan
penyaring akan naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat
penampung (Ahyari, 2009).
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi kecepatan pada proses evaporasi
adalah (Earle, 2004) :
a. Kecepatan hantaran panas yang
diuapkan ke bahan
b. Jumlah panas yang tersedia dalam
penguapan
c. Suhu maksimu yang dapat dicapai
d. Tekanan yang terdapat dalam alat
yang digunakan
e. Perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi selama proses penguapan.
Mekanisme kerja evaporator adalah
steam yang dihasilkan oleh alat pemindah panas, kemudian panas yang ada (steam)
berpindah pada bahan atau larutan sehingga suhu larutan akan naik sampai
mencapai titik didih. Steam masih digunakan atau disuplay sehingga terjadi
peningkatan tekanan uap. Di dalam evaporator terdapat 3 bagian, yaitu (Earle,
2004):
a. Alat pemindah panas
Berfungsi untuk mnsuplai panas, baik
panas sensibel (untuk menurunkan suhu) maupun panas laten pada proses evaporasi.
Sebagai medium pemanas umumnya digunakan uap jenuh.
b. Alat pemisah
Berfungsi untuk memisahkan uap dari
cairan yang dikentalkan.
c. Alat pendingin
Berfungsi untuk mengkondnsasikan uap
dan memisahkannya. Alat pendingin ini bisa ditiadakan bila sistem bekerja pada
tekanan atmosfer.
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun
alat yang digunakan pada saat praktikum, yaitu batang pengaduk, cawan porselin,
corong, gelas ukur, rotavapor, sendok tanduk, dan toples kaca.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alfol, ekstrak cair, dan tisu.
B.
Prosedur Kerja (Anonim, 2016).
Sampel
atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas bulat dengan
volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian water bath distel pada suhu yang sesuai
(5-100C dibawah titik ddih pelarut yang digunakan) dengan menekan
tombol on-off. Setelah suhu tercapai,
labu alas bulat yang telah diisi dengan ekstrak dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa vakum
kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu, kemudian dilanjutkan
dengan mengaktifkan pompa vakum. Ekstrak dapat ditambah melalui selang dengan
terlebih dahulu memutar tombol rotor kearah nol dengan sendirinya ekstrak akan
tersiap masuk kedalam labu, setelah itu penguapan dilanjutkan dengan memutar
kembali rotor pada kecepatan semjula. Setelah proses penguapan selesai, maka
alat dihentikan dengan terlebih dahulu menekan tombol of pada water bath, tombol rotor diputar kearah
nol dan pompa vakum dan aliran air dihentikan kemudian labu alas bulat
dikeluarkan, kemudian kran vakum diputar pada posisi yang sama pada saat
memasukkan sampel hingga sisa udara dalam kondensor keluar secara sempurna.
Sampel yang telah dipekatkan dipindahkan dalam wadah dan selanjutnya akan
dikentalkan dengan menggunakan penangas air ataupun mantel pemanas.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Pengamatan
|
Sampel I
|
Sampel II
|
Sampel II
|
1.
|
Metode penguapan
|
rotavapor
|
rotavapor
|
rotavapor
|
2.
|
Konsistensi
|
Kental
|
kental
|
Kental
|
3.
|
Bobot ekstrak
|
39,1758 gr
|
44,4048 gr
|
52,2684 gr
|
B. Pembahasan
Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari permukaan cairan. Kecepatan terbentuknya uap tergantung atas terjadinya difusi uap melalui lapisan batas di atas cairan yang bersangkutan. Disini berlaku prinsip pemindahan massa dan tekanan parsial merupakan tenaga dorongnya.
Evaporasi atau penguapan merupakan
pengambilan sebagian uap air yang bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi
padatan dari suatu bahan makanan cair. Salah satu tujuan lain dari operasi ini
adalah untuk mengurangi volume dari suatu produk sampai batas-batas tertentu
tanpa menyebabkan kehilangan zat-zat yang mengandung gizi. Pengurangan volume
produk, akan mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan. Disamping itu, juga
akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat membantu pengawetan, atas
dasar berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh microorganisma
untuk kehidupannya.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam penguapan diantaranya yaitu penguapan sederhana dengan menggunakan
pemanasan, penguapan pada tekanan yang diturunkan, menggunakan hair dryer, dan
oven.
Prinsip kerja peralatan Rotavapor ini berdasarkan pada kenyataan bahwa penurunan
tekanan akan menyebabkan turunnya titik didih cairan. Pada Rotavapor, keadaan vakum tersebut terutama dihasilkan dari
pompa air yang memindahkan uap terkondensasi dan mendinginkan air dari
kondensor. Kevakuman yang sebenarnya dalam Rotavapor ditentukan oleh efisiensi pompa, yang mana hal itu tergantung pada derajat
kondensi uap dalam kondensor. Pada kondensi itu sendiri mengambil tempat
(berlangsung) sesuai dengan banyaknya semprotan air yang didinginkan ke bagian
puncak dari kondensornya. Inilah apa yang dimaksud dengan : kita bisa mengatur
suhu didih yang sebenarnya pada alat tersebut.Panas yang dibutuhkan untuk
penguapan cairan adalah berasal dari steam yang sudah jenuh. Steam tersebut
mengalami pengembunan (dikondensikan) pada tabung, dan bersamaan dengan itu
memberikan panasnya untuk penguapan. Steam yang telah diambil panasnya itu
disebut juga kondensat, kemudian dipindahkan dari dasar calandria dan ditarik
melalui kondensor menuju pompa.
Penguapan ekstrak dilakukan dengan
menggunakan alat rotavapor (Rotari Vacum Evaporator). Penguapan ekstrak ini
dimaksudkan untuk mendapatkan konsistensi ekstrak yang lebih pekat. Tujuan
dilakukannya penguapan adalah untuk menghilangkan cairan penyari yang
digunakan, agar pada ekstraksi corong pisah diperoleh hanya dua lapisan.
Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran
labu alas bulat dan cairan penyari dapat menguap 5 – 10oC dibawah titik didih pelarutnya di sebabkan oleh adanya penurunan tekanan.
Padapraktikumini,
penguapan dilakukan dengan menggunakan alat
rotavapor dan metode sederhana. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk
mengefisienkan waktu yang ada dimana sebagian dari ekstrak diuapkan dengan rotavapor sedangkan yang lain diuapkan dengan pemanasan sederhana.
Dilakukan penguapan dengan menggunakan metode
penguapan sederhana dengan pemanasan. Mula-mula dituang ekstrak metanol herba
Pule ke dalam beberapa cawan porselen. Setelah itu cawan porselen diletakkan di
atas panci penangas. Panci penangas diletakkan di atas kompor listrik lalu
diputar tombol on. Penguapan akan terjadi dengan naiknya uap panas dari air
dalam panic penangas yang mampu memekatkan ekstrak.
Disiapkan alat dan bahan, dicolok semua alat rotavapor yang
berhubungan dengan listrik dan dituang air sampe penuh kedalam waterbath,
dimasukkan sampel kedalam labu alas bulat lonjong, dipasang kedua labu alas
bulat pada kedua ujung rotor dimana labu alas bulat yang berisi sampel dipasang
di ujung rotor diatas waterbath sedangkan yang lain menjadi penampung hasil
penguapan. Ditekan on pada alat pemutar rotor dan diatur kecepatan putarannya.
Kemudian ditekan on juga pada waterbath dan diatur suhunya yang bergantung pada
titik didih dari pelarut yaitu 5-10 derajat dibawah titik didih pelarut.
Dinyalakan pompa vakum dan kemudian ditunggu sampai sampel menjadi kental dan pada ujung
rotor penampung terisi pelarut.
Dalam praktikum ini penggunaan dua metode
memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Dimana jika menggunakan
pemanasan sederhana lebih mudah dan tidak memerlukan prosedur yang rumit, namun
karena tidak terkontrolnya suhu dapat merusak kandungan kimia sampel yang tidak
tahan pada pemanasan. Sementara pada penggunaan rotavapor suhunya dapat diatur
agar tidak merusak kandungan kimia sampel yang tidak tahan pemanasan.
Selain itu juga karena berada dalam rotavapor yang tidak
langsung berhubungan dengan udara luar sehingga kemungkinan zat-zat lain yang
masuk dari udara dapat dikurangi yang dibandingkan dengan penguapan sederhana
yang langsung berhubungan dengan udara bebas.Hal ini berhubungan dengan kemurnian dari hasil akhir dari penguapan yang dilakukan.
Adapaun hasil yang didapat untuk bobot ekstrak
pada sampel I yaitu 39,1758 gr, bobot ekstrak sampel II adalah 44,4048 gr, dan
bobot ekstrak pada sampel III adalah 52, 268 gr. Pada paraktikum ini digunakan
metode rotavapor dengan hasil ekstrak berupa ekstrak kental.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil ekstraksi dari
daun mali-mali
adalah untuk untuk bobot ekstrak pada sampel I yaitu 39,1758 gr, bobot ekstrak
sampel II adalah 44,4048 gr, dan bobot ekstrak pada sampel III adalah 52, 268
gr. Pada paraktikum ini digunakan metode rotavapor dengan hasil ekstrak berupa
ekstrak kental.
B. Saran
Sebaiknya praktikan dapat lebih hati – hati
ketika melakukan praktikum agar dapat meminimalisir kesalahan dan tidak
terjadinya kerusakan pada alat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahyari, J. 2009. Rotary Evaporator. 28 Oktober 2010
Anonim.,2016.Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia
I. Laboratorium farmakologi, Fakultas Farmasi;Makassar
Andersen,M.Markham.,
2006. Flavonoids. New York: Taylor
& Francis Group
Dalimartha, S., 2001. Atlas Tumbuhan
Obat Indonesia Jilid 2. Trubus agriwidya :Jakarta
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga,
Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Harborne, J. B. 2009. Metode Fitokimia. ITB :
Bandung.
Rahman., 2012. Quality and
Sustainability Criteria in Purchase Decision of Teenagers
Rachman. D, 2009, Jenis-Jenis Ekstraksi,28 Oktober 2010.
Sudjadi,
Drs. 2006. Metode Pemisahan. UGM Press : Yogyakarta.
Warintek., 2011. Kimia
Pangan dan Gizi. Graha ilmu :Jakarta
Wirakartakusuma. 2009. Kimia
Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
SKEMA
KERJA
Masukkan ekstrak cair ke dalam labu alas bulat 2/3
bagian dari volume labu alas bulat
Waterbath distel dengan suhu yang sesuai dengan titik didih
pelarut yang digunakan
(5o-10oC)
Labu dipasang pada ujung rotor yang terhubung dengan
kondesor
Aliran air pendingin dan pompa vakum dinyalakan/di aktifkan
Kemudian saat proses penguapan berlangsung, akhir dari
penguapan ditandai dengan adanya gelembung-gelembung yang pecah di permukaan
Kemudian krna vakum,tombol rotor dan
aliran air pendingin di putar ke arah nol dan tekan tombol off pada
waterbath,kemudian labu alas bulat dilepas/dikeluarkan
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium